Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abil Khair bin Salim Al-Umrani Al-Yamani menyarankan agar melaksanakan puasa syawal secara berurutan selama enam hari. Ia menyebutkan,
يُسْتَحَبُّ لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ أَنْ يَتَّبِعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ. وَالْمُسْتَحَبُّ: أَنْ يَصُوْمَهَا مُتَتَابِعَةً، فَإِنْ صَامَهَا مُتَفَرِّقَةً جَازَ
Artinya: “Disunnahkan bagi orang yang puasa di bulan Ramadhan untuk meneruskan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal. Dan (praktik) yang dianjurkan, yaitu dengan berpuasa Syawal secara terus-menerus, dan jika puasa dengan cara terpisah, maka diperbolehkan.”
Adapun tata cara puasa syawal adalah sebagai berikut:
1. Puasa syawal tidak boleh digabung dengan puasa hutang puasa karena keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Sehingga puasa syawal dan puasa membayar hutang puasa ramadhan harus dilaksanakan secara terpisah.
2. Puasa syawal diperbolehkan dilaksanakan sebelum menjalankan bayar hutang puasa. Meskipun demikian, sangat dianjurkan untuk memprioritaskan membayar hutang puasa ramadhan terlebih dahulu baru kemudian melaksanakan ibadah puasa syawal.
3. Untuk melaksanakan puasa syawal harus dimulai dari membaca niat terlebih dahulu.
4. Melaksanakan sahur di malam hari seperti saat melaksanakan ibadah puasa ramadhan.
5. Menahan diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa seperti menahan haus dan lapar selama satu hari penuh, sama halnya dengan melaksanakan puasa ramadhan.
6. Berbuka puasa saat adzan magrib sudah berkumandang.
Baca Juga: Niat Puasa 6 Hari Setelah Lebaran, Kapan Waktu Membaca Niat Syawal?
Dalil Puasa Syawal
Pelaksanaan puasa syawal didasarkan pada sebuah hadis, bunyinya sebagai berikut: