Amalan ini dipandang sebagai bentuk ekspresi cinta, penghormatan, dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Keutamaannya menjadi berlipat ganda jika tanggal 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Senin atau Kamis. Mengapa?
Jika jatuh pada hari Senin, maka puasa tersebut secara sempurna meneladani amalan Rasulullah yang berpuasa di hari kelahirannya.
Jika jatuh pada hari Kamis, maka puasa tersebut bertepatan dengan hari di mana pintu-pintu surga dibuka dan amalan diangkat, sebagaimana disebutkan dalam hadis lain.
Seorang Muslim bisa mendapatkan pahala ganda dengan menggabungkan niat puasa sunnah Senin/Kamis sekaligus niat bersyukur atas kelahiran Nabi SAW.
Nah, tahun 2025 ini pun istimewa. Sebab Maulid Nabi 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Jumat, 5 September 2025.
Namun apakah boleh hanya puasa di hari Jumat besok? Jawabannya boleh atau sah asalkan niat puasanya ditujukan untuk peringatan Maulid Nabi.
Sebagaimana dijelaskan dalam situs Baznas yang mengambil contoh kasus puasa Nisfu Syaban di hari jumat.
Puasa Nisfu Syaban yang jatuh tepat hari Jumat menurut para ulama adalah mubah (diperbolehkan), asalkan tidak dilakukan dengan niat mengkhususkan hari Jumat sebagai waktu puasa.
Baca Juga: Khutbah Jumat Menyambut Bulan Maulid, Menebar Cinta dan Teladan Nabi di Era Digital
Sebab, Rasulullah SAW melarang berpuasa hanya pada hari Jumat kecuali jika diiringi dengan puasa sehari sebelumnya atau sesudahnya.
Artinya, jika mau puasa di hari Jumat, harusnya hari Kamis atau Sabtu juga berpuasa. Kita dapat melanjutkan puasa di hari Sabtu dimana bertepatan dengan Puasa Ayyamul Bidh (13,14,15)
Niat Puasa yang Tepat
Karena tidak ada puasa yang bernama khusus "Puasa Maulid", bagaimana niat yang seharusnya diucapkan? Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan.
1. Niat Puasa Sunnah Senin
Jika 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Senin, niat terbaik adalah niat puasa sunnah Senin, dengan menghadirkan di dalam hati rasa syukur atas kelahiran Nabi.
2. Niat Puasa Sunnah Mutlak