"Di tahap karier saya sekarang, Grand Slam adalah segalanya dan saya merasa sangat terhormat membuat sejarah di olahraga yang sangat saya cintai ini."
Shapovalov yang bermain kidal tak menunjukkan tanda-tanda gugup kendati tampil di semifinal pertama Grand Slamnya dan dengan bekal rekor 0-6 melawan petenis nomor satu dunia itu.
Mengandalkan backhand dan forehand ke garis, dia mendominasi set pertama setelah membuat break di gim ketiga dan serve untuk ketika 5-4.
Ia hampir mengunci set pembuka tapi sayangnya ia tak terlalu memiliki naluri seperti seorang juara Grand Slam.
Sejumlah groundstroke yang lemah memungkinkan Djokovic menyamakan kedudukan dan mengambil alih tiebreak setelah memenangi reli baseline dengan skor 4-2.
Shapovalov mengakhiri set tersebut dengan double fault.
Shapovalov gagal mengambil lima break point di set kedua dan Djokovic membalas. Dia membuat break untuk 6-5 berkat double fault dan mengamankan set tersebut sebelum sang petenis Kanada melampiaskan kekesalannya kepada wasit dan melabeli sang ofisial sebagai "lelucon".
Djokovic menunjukkan pertahanan khasnya untuk menangkis empat break point lagi di gim kedua set ketiga.
Sekali lagi, dia membuat pemain kidal Kanada itu membayar dengan melakukan break untuk 6-5 dan melakukan servis pada gim berikutnya.
Baca Juga: Wimbledon 2021: Barty Singkirkan Rekan Senegara untuk Melaju ke Semifinal
"Novak orang yang luar biasa... Ia mendatangi saya di ruang loker, dia berbicara sejumlah kata. Bagi saya itu sangat berarti. Dia tak perlu melakukan itu sebenarnya," kata Shapovalov, demikian dilansir dari Antara.