"Saat masuk klub, baru saya makin tertarik. Saya pikir impian saya di sini, bulutangkis itu seru dan ada tantangannya."
Kesulitan yang dialami semasa kecil, disebut Apriyani cukup berpengaruh terhadap mentalitasnya kini. Dia tak gampang mengeluh saat mendapat kesulitan.
"Makanya saat latihan saya kerap bilang 'ya sudah ini memang capek, tapi tak secapek apa yang saya lakukan dahulu'," jelas atlet kelahiran 29 April 1998 itu.
Kendati sudah mendapat hasil dari kerja kerasnya, yakni masuk pelatnas dan menjadi wakil Indonesia di turnamen-turnamen internasional, Apri mengaku belum puas.
Menurutnya, menjadi atlet Pelatnas PBSI hanyalah sebuah titik pencapaian dalam kariernya. Dia ingin terus berjuang meraih prestasi yang lebih tinggi.
"Ya saya merasa bangga dengan diri sendiri, tapi tak mau terlalu bagaimana juga. Saya memang sudah masuk pelatnas, tapi titiknya bukan di sini saja," kata Apriyani.
"Saya ingin menggapai mimpi yang lebih tinggi lagi. Tapi kalau dibilang bangga, ya saya bangga dengan diri saya sih," jelasnya.
Kini, kerja keras Apriyani Rahayu terbayar tuntas. Bersama Greysia Polii dia mencetak sejarah yang sebelumnya belum pernah sanggup dilakukan orang Indonesia manapun.
Greysia/Apriyani menjadi ganda putri Indonesia pertama yang berhasil menggondol medali emas di sepanjang sejarah perhelatan Olimpiade.
Baca Juga: Jalan Terjal Greysia Polii Rebut Emas Olimpiade: 3 Edisi, 3 Partner, dan Hampir Pensiun
Torehan apik yang diraih Greysia/Apriyani juga merupakan emas pertama bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.