Sempat menempuh pendidikan manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang, Jendi kemudian memutuskan untuk fokus pada para-renang pada semester kedua karena jadwal latihan yang bertabrakan dengan kelas kuliah.
Keputusan tersebut mungkin membuat orang tua Jendi kecewa, namun dia berhasil membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa dia dapat berprestasi.
Perjuangan Jendi mulai berbuah manis ketika dia meraih 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV Riau 2012, pencapaian yang mengantarkannya masuk ke pemusatan latihan nasional atau pelatnas.
Kian Cemerlang
Jendi, yang saat ini bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia -- sebelumnya pernah bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Selatan -- mulai menjadi sorotan ketika bertanding pada ASEAN Para Games 2013 Myanmar.
Pada perhelatan multievent Asia Tenggara tersebut, Jendi berhasil mengemas 2 emas dan 1 perak. Pada ASEAN Para Games 2015 di Singapura, Jendi kembali berhasil menyumbangkan 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Nama Jendi kian melambung ketika dia berhasil membawa pulang lima medali emas sekaligus pada ASEAN Para Games 2017, yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, yakni pada nomor 400m gaya bebas, 100m gaya punggung, 200m gaya ganti, estafet 4×100m gaya bebas 34 point dan 4x100m gaya ganti 34 poin.
Setahun kemudian, dalam Asian Para Games 2018 Jakarta-Palembang, Jendi mendapatkan kepercayaan sebagai pembawa obor terakhir dalam pembukaan Asian Para Games 2018 setelah menerima obor dari atlet para-atletik Soeharto.
Dia terpilih menjadi sosok penyulut api kaldron dalam upacara pembukaan ajang olahraga khusus atlet penyandang disabilitas tingkat Asia itu, yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Kondisi Psikologis Atlet Faktor Penting di Paralimpiade Tokyo
Jendi, yang menjadi salah satu tumpuan Indonesia di Asian Para Games 2018, berhasil menyumbangkan empat medali.