Enam medali emas sebelumnya bagi Jatim dipersembahkan Shintia Eka Arfenda (gaya bebas 50 kg putri), Candra Marimar (gaya bebas 53 kg putri), Varadisa Septi (gaya bebas 76 kg putri), Rachmat Hadi Wijaya (gaya bebas 74 kg), Hasan Sidik (gaya greco-roman kelas 60 kg), dan Dimas Septo Anugraha (gaya bebas 125 kg).
Dengan torehan tujuh medali emas, tujuh perak dan dua perunggu, tim gulat Jatim sekaligus meraih capaian terbaik mereka di pesta olahraga nasional empat tahunan.
Fatur mengatakan salah satu faktor keberhasilan tim gulat Jatim di PON Papua ini adalah kedisiplinan anak-anak asuhannya.
"Disiplin latihan. Anak-anak enggak pernah telat. Telat satu menit itu enggak boleh," kata Fatur.
Tim gulat Jatim berangkat ke Merauke, Papua, dengan bekal status juara umum pra-PON dan membawa kekuatan 17 atlet, paling banyak di antara kontingen lainnya.
"Kekompakan itu juga penting. Kami jaga terus," imbuh Fatur
Tim gulat Kalimantan Timur menempati peringkat kedua dengan koleksi empat emas, dua perak dan enam perunggu.
Sedangkan Jawa Barat sebagai juara umum gulat PON 2016 berada di urutan ketiga dengan meraih dua emas, dua perak dan dua perunggu.
Adapun pegulat Kalimantan Selatan sukses membawa pulang dua medali emas, sedangkan Papua, Banten dan DKI Jakarta masing-masing berbagi satu medali emas.
Baca Juga: Karantina Sepulang dari PON Papua, Kontingen DKI Dapat Kompensasi, Ini Nominalnya