- Ferrari masih kesulitan bersaing dengan Red Bull dan McLaren
- Charles Leclerc menilai hanya tiga balapan tersisa—Baku, Singapura, dan Las Vegas
- Hasil di Monza jadi tamparan keras bagi Ferrari
Suara.com - Ferrari kembali gagal naik podium di hadapan tifosi pada GP Italia 2025 di Monza.
Charles Leclerc hanya finis keempat, sementara rekan setimnya Lewis Hamilton menutup balapan di posisi keenam.
Hasil ini semakin menegaskan betapa sulitnya Ferrari bersaing dengan Red Bull dan McLaren musim ini.
Namun, Leclerc masih melihat ada celah. Menurutnya, Ferrari punya tiga peluang tersisa untuk bisa merebut kemenangan sebelum musim berakhir, yakni di GP Azerbaijan (Baku), GP Singapura, dan GP Las Vegas.
Meski begitu, ia realistis bahwa tim Kuda Jingkrak tetap bukan favorit utama.
Dalam wawancara dengan Sky Sports F1, Leclerc menilai tiga sirkuit itu lebih bersahabat dengan karakter mobil Ferrari dibanding trek lain.
“Baku adalah trek yang saya suka, saya juga pernah tampil kuat di sana. Tapi karakteristiknya tricky karena mudah untuk disalip. Kalau pace mobil tidak cukup, itu akan terasa sekali,” ujar Leclerc.
Sementara Singapura menurutnya lebih bergantung pada hasil kualifikasi.
“Di sana overtaking sangat sulit, jadi posisi start akan sangat menentukan. Saya suka trek itu dan mungkin kami bisa lebih dekat dengan kemenangan,” tambahnya.
Baca Juga: GP Italia 2025: Lando Norris Pimpin Balapan, Max Verstappen Tetap Juara
Sedangkan Las Vegas dipandang sebagai peluang terakhir Ferrari sebelum musim ditutup.
Dengan layout jalan raya yang menuntut stabilitas mobil, Leclerc menilai Ferrari punya sedikit kans.
“Tapi sekali lagi, kami bukan favorit pertama. Kalau Red Bull ada masalah, mungkin kami bisa jadi kekuatan kedua. Tapi untuk benar-benar jadi yang terdepan, jalannya tetap berat,” tegas pembalap asal Monaco itu.
Hasil di Monza memang jadi tamparan tersendiri. Leclerc sempat duel ketat dengan Oscar Piastri (McLaren) di awal balapan.
Namun, pace McLaren lebih konsisten dan membuat Leclerc harus puas bertahan di posisi empat—sama seperti posisi start-nya.
“Itu duel yang menyenangkan. Saya bisa menyalip saat dia salah, begitu juga sebaliknya. Tapi secara umum, mereka punya kecepatan lebih. Saya mencoba mendorong lebih keras, tapi mobil tidak bisa memberi lebih,” kata Leclerc.