Alan Davis, seorang analis dari Institute for War and Peace Reporting, mengatakan berdasarkan hasil risetnya selama dua tahun terkait ujaran kebencian di Myanmar, ditemukan bahwa sejak Agustus tahun lalu postingan anti-Rohingya di Facebook menjadi "semakin terorganisir, penuh kebencian, dan militeristik."
Salah satu postingan yang paling banyak menarik perhatian adalah tentang sebuah hoaks yang isinya menyatakan bahwa masjid-masjid di Yangon, ibu kota Myanmar, menjadi tempat persembunyian senjata yang akan digunakan untuk menyerang pagoda-pagoda Budha dan pagoda Shwedagon - kuil Budha yang paling dikeramatkan di Myanmar.
"Menurut saya yang terjadi di Myanmar kini sudah terlalu jauh... Saya sungguh tak habis pikir, bagaimana (Mark) Zuckerberg dan rekan-rekannya bisa tidur nyenyak setiap malam," ujar Davis.