Diskriminasi terhadap Orang Papua Ada dalam Film dan Buku Anak

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 14 Juli 2020 | 19:16 WIB
Diskriminasi terhadap Orang Papua Ada dalam Film dan Buku Anak
Poster anti rasisme warga Papua. [dok]

Tapi itu tidak cukup.

Sebuah penelitian menjelaskan bahwa meski etnis Papua sudah sering hadir dalam buku teks SD, tetapi relasinya dengan figur yang lain tetap saja inferior. Ketika disandingkan dengan etnis lain, etnis Papua masih dianggap lebih rendah dan dianggap sebagai pelengkap saja.

Mengapa negara membiarkan

Gambaran di atas menegaskan betapa rasis dan diskriminatifnya tontonan dan bacaan tentang Papua yang disuguhkan untuk anak.

Imajinasi Papua yang primitif, bodoh, miskin, dan hal-hal negatif lainnya sudah terinstitusionalisasi dalam film, tayangan televisi dan buku sekolah.

Sikap rasis dan diskriminatif tersebut didorong oleh sikap superior pembuat dan pencipta teks media yang dilegitimasi oleh negara.

Legitimasi tersebut menunjukkan kegagalan negara dalam memahami keinginan masyarakat Papua. Negara sering kali absen dalam memperhatikan banyak aspek kehidupan orang Papua, baik soal pelayanan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan hal-hal penting penting lainnya.

Negara seharusnya perlu memperhatikan representasi Papua yang adil dan humanis dalam bacaan maupun tontonan untuk anak.

Representasi dalam bacaan maupun tontonan tentang Papua yang kerap kali muncul dalam buku, televisi, dan film bukan sesuatu hal remeh dan hanya dipandang sebatas hiburan. Kualitas bacaan dan tontonan tersebut mempunyai implikasi pada masa depan imajinasi anak-anak Indonesia.

Baca Juga: Rasisme yang Dialami Mahasiswa Papua:"Di Papua sudah pakai baju?"

Jika ingin memutus mata rantai diskriminasi dan rasis maka sejak dini negara harus memperhatikan kualitas bacaan dan tontonan anak-anak.

Anak adalah masa depan peradaban kita. Konstruksi hari ini membentuk perilaku masa depan. Anak adalah peniru dari lingkungannya. Apa yang dilihat, baca dan tonton sangat mungkin mempengaruhi sikapnya.

Apa yang bisa dilakukan

Peran orang tua menjadi penting dalam memutus cara pandang yang diskriminatif, rasis, dan tidak adil terhadap etnis Papua sejak dini.

Kita harus terus menumbuhkan sikap kritis terhadap kualitas bacaan maupun tontonan anak-anak.

Bersikap kritis bukan hanya selektif tetapi berupaya memberi makna atau merekonstruksi sebuah narasi atau cerita yang dianggap bermuatan rasis dan disriminatif. Dalam hal ini, orang tua tidak hanya melarang bacaan atau tontonan yang yang rasis dan diskriminatif, tapi justru menggugah kesadaran anak agar lebih peka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI