Dieng dan Misteri Kompleks Candi Kuno: Pusat Ritual dan Pendidikan Agama?

BBC Suara.Com
Senin, 03 Agustus 2020 | 23:16 WIB
Dieng dan  Misteri Kompleks Candi Kuno:  Pusat Ritual dan Pendidikan Agama?
[BBC].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Bangunan dharmasala [di Dieng] kita rekonstruksi dengan mengacu relief di Candi Borobudur,"ujar Eri.

Hasil rekonstruksi tim arkeologi, menurut Djaliati Sri Nugrahani, menyebutkan bahwa dharmasala merupakan tempat "kegiatan para siswa untuk menyiapkan ritual keagamaan di bangunan candi".

Selain itu, menurutnya, di kawasan Dieng juga ada lokasi pertapaan dan pusat-pusat kajian, terutama tempat pemujan terhadap Dewa Syiwa.

"Ada tempat-tempat sekolah keagamaan. Jadi ada resi yang tinggal di situ, dan punya murid-murid," katanya.

Prasasti berangka tahun 809, yaitu prasasti Kuti yang ditemukan di dekat Candi Arjuna, juga menyebutkan bahwa Dieng sebagai pusat kegiatan religius, juga didukung komunitas yang tinggal di desa perdikan.

"Di sekitar [tempat suci], ada komunitas yang mendukungnya... Jadi di situ ada penduduknya, yang sebagian aktivitasnya digunakan untuk mendukung bangunan suci," papar Djaliati.

Adapun Aryadi Darwanto menganalisa, selain pusat pendidikan agama, keberadaan kompleks candi Dieng, kemungkinan sebagai tempat belajar arsitektur.

"Saat sekarang, seluruh candi tidak ada arsitektur yang sama. Bahkan, dari sembilan candi yang ada dan menjadi 10 (Candi Kunthi, yang baru ditemukan), bentuknya tidak sama.

"Ini ada indikasi sebagai pusat belajar arsitektur," katanya, menganalisa.

Baca Juga: Fenomena Embun Beku di Dieng Akibat Angin Dingin dari Australia

Bagaimana upaya perlindungan situs bersejarah Dieng?

Di hadapkan perubahan tata lahan di sekitar di kawasan situs bersejarah Dieng, seperti perluasan ladang kentang serta turisme, Djaliati Sri Nugrahani mengharapkan agar hal itu tidak merusak situs Dieng.

"Tidak berarti kami menempatkan bangunan candi ataupun heritage itu dalam 'lemari kaca', kita juga harus mengakomodasi kepentingan masyarakat," katanya.

"Tapi mbok monggo, baik masyarakat atau pemerintah, untuk melihat fungsi dan perananan Dieng itu seperti apa," tambah Djaliati.

"Tentu saja, kami tidak melarang masyarakat berperan aktif dalam kegiatan budaya yang ada di Dieng, tetapi mari kita pilih-pilih kegiatan budaya di situs Dieng.

"Sehingga kalau steril, maka masuk ke kompleks candi sebagai tempat pemujaan akan merasakan auranya, sejuk, tenteram, damai," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI