Orang Miskin dan Susah Lebih Kebal Covid-19, Studi di India Jadi Bukti

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 02 November 2020 | 15:14 WIB
Orang Miskin dan Susah Lebih Kebal Covid-19, Studi di India Jadi Bukti
Petugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan uji usap pada pekerja konstruksi untuk uji antigen cepat di lokasi konstruksi, di tengah wabah penyakit virus corona di Ahmedabad, India, Rabu (9/9/2020). REUTERS/Amit Dave/NZ/djo (REUTERS/AMIT DAVE)

Suara.com - Warga India diduga lebih kebal terhadap Covid-19 yang kini sedang menyapu dunia. Terbiasa hidup tidak sehat, jorok, dan sukar memperoleh air bersih diduga telah membuat banyak nyawa di negara itu tertolong saat datang tulah virus corona.

Dua hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang-orang di India, yang mayoritas hidup miskin, memiliki daya imun tubuh lebih kuat karena sejak kecil sudah terbiasa diserang bakteri dan virus biang penyakit. Alhasil pertahanan mereka terhadap penyakit lebih terlatih ketimbang yang hidup di negara kaya.

India, negara dengan populasi kedua terbesar di dunia, memiliki lebih dari 8,2 juta kasus Covid-19. Tetapi jumlah yang meninggal karena penyakit itu cuma sekitar 123.000 orang. Tingkat kematian akibat Covid-19 di India kurang dari 2 persen, termasuk yang paling rendah di dunia.

Penting dicatat, demikian dilansir BBC, dua studi di India ini belum di-peer reviewed atau belum dievaluasi atau diuji kredibilitasnya.

Imun tubuh terlatih

Studi pertama membandingkan data dari 106 negara dengan menggunakan 24 parameter, antara lain kepadatan penduduk, demografi, kerentanan terhadap penyakit, dan kualitas sanitasi.

Hasilnya ditemukan bahwa di negara dengan pendapatan tinggi, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 jauh lebih besar.

"Orang di negara miskin, dengan penghasilan lebih kecil, tampaknya memiliki respons imun lebih tinggi terhadap penyakit ketimbang mereka yang punya penghasilan lebih besar," kata Shekhar Mande, direktur jenderal Dewan Penelitian Sains dan Industrial (CSIR) India, salah satu peneliti pada studi pertama.

Studi kedua meneliti tentang peran mikrobioma - triliunan mikroba yang hidup di dalam tubuh manusia - dalam kasus infeksi Covid-19. Mikrobioma ini termasuk bakteri, virus, jamur, dan arkea, mahluk bersel satu.

Baca Juga: Jokowi Akui Angka Kematian Covid di Indonesia Masih di Atas Rata-rata Dunia

Lingkungan mikroba

Mikrobioma ini membantu manusia dalam sistem pencernaan, melindungi kita dari penyakit akibat bakteri, turut mengatur sistem imun tubuh manusia, dan memproduksi vitamin.

Dalam studi ini Praveen Kumar and Bal Chander, dua ilmuwan dari Dr Rajendra Prasad Government Medical College, membandingkan data dari 122 negara. Di dalamnya ada 80 negara dengan penghasilan tinggi.

Hasil studi mereka menunjukkan bahwa kematian akibat Covid-19 lebih rendah pada negara yang populasinya terpapar oleh beragam mikroba, terutama kelopok mikroba yang disebut gram -negative bacteria.

Jenis bakteri ini adalah yang menyebabkan parahnya gejala pada penderita pneumonia, gangguan pada saluran darah dan kemih, serta pada penyakit infeksi kulit.

Uniknya gram-negative bacteria ini juga diyakini bisa memproduksi sejenis sitokin antivirus bernama interferon, molekul yang berfungsi melawan patogen dan yang bisa melindungi sel dari virus corona.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI