"Dan kami percaya bahwa dari sisi Uni Eropa kami dapat mendukung Indonesia dan tujuan itu. Kami akan membangun sistem yang sangat canggih untuk menyusun pasar digital dan layanan digital guna mendorong persaingan untuk melindungi hak data dan privasi, serta topik sensitif lainnya," kata dia.
Vincent juga berharap dapat memperluas kontribusi, baik oleh perusahaan Eropa maupun pemberi pinjaman Eropa ke sektor digital di Indonesia.
"Ada rencana investasi dan pengembangan yang sangat dinamis yang dikembangkan oleh Menteri dan timnya, dan kami sangat ingin membawa lebih banyak perusahaan Eropa, serta Bank Investasi Eropa untuk mewujudkan perkembangan itu," kata Vincent.
Lebih lanjut, Vincent juga mengatakan bahwa pihaknya ingin berkontribusi aktif untuk menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia.
"Kami melihat kemajuan yang baik dalam kelompok kerja dan kami sangat ingin menyediakannya untuk Indonesia dan anggota G20 lainnya semua pengetahuan dan pengetahuan kebijakan yang telah kami bangun di Eropa," ujar Vincent.
Sebagai pengampu Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG) dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini, Komunikasi dan Informatika mengangkat tiga isu prioritas yakni Konektivitas Digital dan Pemulihan Pascapandemi COVID-19, Literasi Digital dan Keterampilan Digital, serta Arus Data Lintas Negara dan Arus Bebas Data secara Terpercaya.
Kolaborasi dengan negara-negara dunia, terutama di bidang digital dianggap sangat perlu dilakukan guna membawa dampak perubahan yang lebih baik pada perekonomian Indonesia.