RUU PDP Disahkan, Pemerintah dan Swasta Akan Tingkatkan Anggaran Keamanan Siber

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 15:21 WIB
RUU PDP Disahkan, Pemerintah dan Swasta Akan Tingkatkan Anggaran Keamanan Siber
Perusahaan swasta dan pemerintah akan dipaksa untuk berinvestasi lebih besar di bidang keamanan siber jika RUU PDP disahkan sebagai undang-undang. Foto: Logo Kaspersky. [Kaspersky]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah dan sektor swasta akan meningkatkan anggaran mereka di bidang keamanan siber jika Rancangan Undang-Undang Pelindungan Pribadi atau RUU PDP disahkan sebagai undang-undang.

General Manager Kaspersky Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengatakan bahwa ketika Indonesia memiliki regulasi pelindungan data pribadi, maka perusahaan swasta dan pemerintah akan dipaksa untuk berusaha lebih keras untuk melindungi data yang mereka kelola.

"Karenanya pengeluaran dari swasta dan pemerintah pasti akan naik. Bagi perusahaan, mereka akan melihat perbandingan antara biaya versus dampak," terang Yeo yang ditemui Suara.com di sela-sela acara Cybersecurity Weekend yang digelar di Phuket, Thailand, Kamis (25/8/2022).

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa biaya pengamanan data saat ini jauh lebih murah ketimbang ongkos yang harus dibayar oleh baik perusahaan swasta maupun pemerintah akibat kebocoran data.

Sejumlah studi menyebutkan bahwa ongkos yang harus dibayar akibat kebocoran data di dunia terus naik setiap tahunnya. Pada 2022, ongkos akibat kebocoran data diperkirakan mencapai hampir 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 74,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus naik dari tahun ke tahun.

Kerugian ini belum mempertimbangkan soal kerugian nonmaterial seperti hancurnya reputasi dan kepercayaan publik terhadap perusahaan sebagai pengelola data.

Belum lagi dengan sanksi berupa denda yang harus dibayar perusahaan atau institusi jika Indonesia telah memiliki undang-undang pelindungan data pribadi, yang menurut DPR akan disahkan pada September 2022.

"Jadi dipastikan akan ada peningkatan di sektor keamanan siber," terang Yeo.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa setiap perusahaan akan memiliki strategi berbeda dalam investasi di bidang keamanan siber. Beberapa perusahaan akan memilih berinvestasi pada teknologi keamanan. Sementara yang lain bisa memilih untuk membeli asuransi keamanan siber.

Baca Juga: Kaspersky: SDM Termasuk Faktor Terpenting untuk Perkuat Keamanan Siber Indonesia

"Tetapi yang pasti, pasar keamanan siber akan terus tumbuh besar," tegas Yeo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI