
“Skema di atas baru pertama kali kami temukan, di mana penyerang berpura-pura menjadi orang bodoh di Twitter dan meminta bantuan pengguna acak/korban untuk membantu mereka menarik uang dari dompet mata uang kripto untuk benar-benar mencuri koin dari akun korban," ujar Andrey Kovtun, pakar keamanan di Kaspersky.
Tapi penipuan kripto ini, sayangnya tidak hanya terjadi sekali. Mata uang kripto tetap menjadi topik yang sangat menarik bagi penyerang, karena semakin banyak pengguna membuka dompet kripto dan mengubah mata uang mereka menjadi koin.
Menurutnya, platform blockchain juga memungkinkan penyerang mencuri dana dari korban tanpa meninggalkan jejak, dan ini tidak membuat keadaan menjadi lebih baik.
"Kami melihat akan semakin banyak penipuan kripto canggih lainnya segera muncul. Oleh karena itu, semua pengguna yang menggunakan kripto harus mengetahui cara menjaga keamanan akun, dompet, dan koin mereka,” pungkas dia dalam keterangan resminya, Kamis (5/1/2023).