
Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode “offline” lainnya.
Secara keseluruhan, 27,6 persen pengguna di dalam negeri diserang oleh ancaman lokal selama periode ini.
Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-62 dunia. Ini perlu menjadi perhatian, seiring dengan penelitian Kaspersky baru-baru ini tentang kampanye yang membahayakan jenis drive USB tertentu.
USB tersebut digunakan untuk menyediakan enkripsi penyimpanan data yang aman, dan bentuk upaya spionase ini menargetkan entitas pemerintah di kawasan Asia-Pasifik (APAC).
“Meskipun ada sedikit penurunan dalam jumlah total ancaman lokal dan web yang berhasil diblokir, penting untuk dipahami bahwa ada banyak sekali tren dan teknologi baru yang diadopsi di sini, seperti teknologi AI, Internet of things, dan berbagai kemungkinan lainnya dari perkembangan digitalisasi," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Menurutnya, perkembangan ini disertai dengan kerentanan yang memerlukan pertahanan siber yang kuat.
"Pendekatan dalam dunia keamanan siber harus selalu tangkas selangkah lebih maju," pungkas Yeo.