Jika pengguna memasang apa yang tampak seperti alat penyebaran AI lokal, malware tersebut akan membuat terowongan komunikasi rahasia menggunakan protokol KCP.
![Ilustrasi DeepSeek. [Pexels]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/19/82327-ilustrasi-deepseek.jpg)
Hal ini berpotensi memberi penyerang akses jarak jauh berkelanjutan ke sistem yang terinfeksi.
Akses backdoor ini memungkinkan pelaku ancaman untuk mengekstrak data sensitif secara diam-diam, menangkap kredensial, memantau aktivitas sistem, dan bergerak secara lateral dalam jaringan perusahaan tempat para profesional ini bekerja.
Kaspersky Security Network mendeteksi ancaman ini sebagai Backdoor.Win32.Xkcp.a.
Dalam kampanye paralel, domain seperti deep-seek[.]bar dan deep-seek[.]rest mendistribusikan malware yang menggunakan teknik penghindaran tingkat lanjut termasuk steganografi.
Hal ini diikuti dengan injeksi proses yang memungkinkan malware beroperasi dalam proses sistem yang sah, sehingga membuat deteksi menjadi jauh lebih sulit.
Kaspersky mendeteksi ancaman ini sebagai Trojan.Win32.Agent.xbwfho.
Seperti diketahui, DeepSeek sempat membuat Amerika Serikat ketar-ketir.
Kecerdasan buatan asal China ini sempat dianggap menjadi ancaman ChatGPT karena dianggap memiliki kemampuan yang lebih terperinci dalam menyampaikan informasi.
Baca Juga: Dorong Anak SMA untuk Gunakan AI, Nasihat Gibran Dicibir: Kasihan Gurunya
DeepSeek adalah platform kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan China.
DeepSeek dirancang untuk membantu pengguna dalam berbagai tugas, seperti mencari informasi, analisis data, dan pengembangan aplikasi.