Bahasa Indonesia Kini Tersedia di Aplikasi Strava

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 16 April 2025 | 17:56 WIB
Bahasa Indonesia Kini Tersedia di Aplikasi Strava
Ilustrasi Strava. (Strava)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aplikasi pelacak data kebugaran dan olahraga, Strava mengumumkan kalau bahasa Indonesia sudah tersedia. Fitur baru ini disampaikan lantaran jumlah pengguna Strava di Indonesia semakin meningkat.

Chief Design Officer Strava, Anita Butler menyampaikan, pembaruan ini membuktikan komitmen mereka dalam mendukung masyarakat Indonesia untuk tetap aktif melalui pengalaman penggunaan aplikasi yang lebih relevan. 

Ia menambahkan, sekarang para pengguna Strava di Indonesia bisa menemukan komunitas olahraga, memotivasi diri, dan mencapai goals dengan lebih mudah dan terukur.

“Pengembangan Strava bagi para pengguna di Indonesia merupakan langkah besar bagi kami,” ujar Anita lewat siaran pers, Rabu (16/4/2025).

Ia menjelaskan, ketersediaan Bahasa Indonesia sejalan dengan pertumbuhan Strava yang kian pesat. Jumlah pengguna di Indonesia yang mengunggah kegiatan olahraga di Strava meningkat 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir. 

Dalam paparannya, peningkatan ini didominasi oleh perempuan dan pengguna usia muda. Di periode waktu yang sama, jumlah pengguna perempuan yang mengunggah dari Indonesia meningkat hampir 20 kali lipat, dengan jumlah pengguna Gen Z meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun ke tahun.

"Kami sangat terinspirasi oleh budaya Indonesia yang autentik dan dinamis. Kami juga senang melihat olahraga telah menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk bersosialisasi," imbuhnya. 

Lebih lanjut Anita menyebut kalau Strava berkomitmen penuh untuk membangun platform yang memberdayakan para pengguna, di mana sampai saat ini terus berkembang dan semakin aktif dalam menjalani gaya hidup sehat. 

"Inovasi ini pun menjadi salah satu langkah nyata kami untuk semakin mendekatkan diri dengan pengguna dan komunitas olahraga di Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia U-17 2025, Mathew Baker Kirim Pesan Bermakna

Strava hadir dengan fitur lengkap, mulai dari menjalin koneksi dengan pengguna lain, mengatur target lari, merayakan pencapaian tertentu, hingga memahami progres latihan.

"Dengan begitu, Strava menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan diri dan menjalin interaksi yang penuh makna," tutup Anita.

Riset Strava: Jaksel tempat olahraga favorit

Sebelumnya Strava telah merilis riset terbaru soal aktivitas yang dilakukan para penggunanya di Indonesia selama tahun 2024.

Hasilnya, laporan itu mengungkap kalau orang Indonesia melakukan aktivitas di Strava dengan durasi rata-rata 48 menit. Jakarta Selatan (Jaksel) pun menjadi kota di Indonesia dengan aktivitas terbanyak menurut Strava.

"Tahun ini menunjukkan bahwa orang-orang mengambil kendali atas gaya hidup mereka yang aktif dan menjalaninya dengan cara yang paling sesuai untuk mereka," kata Chief Business Officer Strava, Zipporah Allen, Rabu (4/12/2024).

Temuan lainnya, jumlah klub lari di Indonesia juga meningkat 83 persen di Strava selama tahun 2024. Kemudian Asics juga menjadi merek sepatu lari terbaik di Indonesia.

Riset menunjukkan kalau orang Indonesia lebih suka berkelompok dengan jumlah lebih dari 10 orang saat melakukan olahraga seperti lari, sepeda, hingga mendaki dengan persentase 95 persen.

Sedangkan untuk global, generasi Boomers justru lebih unggul ketimbang Milenial dan Gen Z dalam hal jarak tempuh olahraga serta titel King/Queen of the Mountain (KOM/QOM), termasuk di Indonesia.

Menariknya, kalangan perempuan juga 20 persen lebih mungkin untuk meraih mahkota (achievement) ketimbang laki-laki untuk tahun 2024.

Terakhir, 58 persen responden mengatakan mereka mendapat teman baru lewat grup-grup olahraga. Selain itu, hampir 1 dari 5 Gen Z pernah berkencan dengan seseorang yang mereka temui saat berolahraga dan memiliki keinginan empat kali lebih besar untuk bertemu dengan orang lain saat berolahraga daripada di bar.

"Munculnya rutinitas olahraga yang lebih santai dan mementingkan koneksi sosial membuktikan bahwa olahraga bukan lagi tentang kelelahan,” pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI