“Inisiatif ini sejalan dengan visi Indonesia tentang pemberdayaan digitalisasi di masa depan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi,” ujarnya.
Udai juga menyoroti keberhasilan global Rakuten dalam menghadirkan platform AI-ready yang terbukti efisien dan sesuai regulasi lokal.
“Kami telah mendukung lebih dari 40.000 lokasi ritel global, layanan kesehatan kritis, hingga orkestrasi jaringan open RAN 5G di berbagai negara. Kini saatnya Indonesia mengambil lompatan serupa,” ujarnya.
Senada, Anirban Chakravartti selaku SVP Rakuten Cloud menjelaskan, edge computing dan AI bukan lagi tren, tetapi kebutuhan mendesak di era kecepatan data dan tuntutan regulasi.
Ia menjelaskan, Rakuten mendesain infrastruktur cloud-native yang mampu menjalankan workload AI di edge, dengan orkestrasi otomatis dan keamanan berlapis.
Berbagai skenario pemanfaatan dari edge computing saat ini pun, sudah mulai dapat ditemui di berbagai retail.
Seperti, optimasi rantai pasok di industri retail, automasi dan pemanfaatan teknologi robot di sektor manufaktur, hingga diagnosa penyakit di sektor kesehatan.
Anirban mengungkapkan, 83 persen organisasi atau perusahaan saat ini, berencana untuk menjalankan AI/ML di lokasi fisik, untuk meningkatkan bisnis dan operasional bisnisnya.
Sehingga membuat operasional mereka lebih efisien secara operasional.
Baca Juga: Perkuat Adopsi AI di Indonesia, Telkom dan IBM Luncurkan Sovereign AI Platform
Di tengah perkembangan teknologi yang terus bergulir, kedaulatan data kini menjadi salah satu faktor yang menjadi perhatian.
Kedaulatan data menjadi penting karena menyangkut kontrol nasional, keamanan informasi, kemandirian ekonomi digital, dan terwujudnya keadilan terhadap akses teknologi.
Prof Dr Hammam Riza Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), menekankan urgensi membangun infrastruktur yang mendukung kedaulatan data dan transformasi digital yang inklusif.
“Dengan edge-native cloud yang dikembangkan secara lokal, kita bisa pastikan AI dan data digital melayani kepentingan bangsa, bukan sekadar menjadi konsumen dari solusi luar negeri,” ujarnya.
Menurut Hammam, selain dampak ekonomi dan sosial budaya, poin utama yang menjadi perhatian dalam kedaulatan data, juga mencakup keselamatan dan keamanan dari penggunaan teknologi AI.
“Saat ini, pemanfaatan AI masih dibayangi isu pelanggaran data dan ancaman keamanan lainnya,” ujarnya.