BAKTI Komdigi Perkuat Akses Internet di Wilayah 3T dengan Kecepatan hingga 8 Mbps

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 17 Juni 2025 | 07:23 WIB
BAKTI Komdigi Perkuat Akses Internet di Wilayah 3T dengan Kecepatan hingga 8 Mbps
Menkomdigi Meutya Hafid saat konferensi pers di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, belum lama ini. [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerataan akses internet di seluruh Indonesia menjadi sebuah kebutuhan mutlak di era transformasi digital saat ini.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi terus menunjukkan dedikasinya dengan memperluas jangkauan konektivitas khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Langkah strategis ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menghadirkan Indonesia yang terhubung secara merata dari Sabang hingga Merauke.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur digital harus disertai dengan edukasi digital agar Indonesia dapat melangkah maju.

“Transformasi digital hanya akan berhasil bila masyarakat memiliki literasi digital yang cukup," dalam keterangan resminya, Selasa (17/6/2025).

Menuutnya, konektivitas internet bukan sekadar tersambung, tetapi bagaimana masyarakat dapat memanfaatkannya dengan bijak untuk kemajuan bersama.

Menteri Meutya juga menggarisbawahi amanat Presiden Prabowo Subianto yang menuntut layanan publik bertransformasi menjadi sepenuhnya digital.

“Pemerataan digital bukan pilihan, tapi kewajiban. Ini adalah perintah langsung dari Presiden agar layanan publik semakin efektif dan inklusif melalui teknologi,” tambahnya.

Menghadapi tantangan geografis Indonesia yang berupa kepulauan terbesar di dunia, Meutya menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur hingga pelosok dan wilayah perbatasan bukanlah hal yang mudah.

Baca Juga: Siap-siap! Prabowo Mau Sediakan Akses Internet 100 Mbps ke Wilayah Terpencil

“Membangun jaringan hingga daerah-daerah terpencil membutuhkan kolaborasi lintas sektor yang kuat. Tapi kami yakin, dengan gotong royong, ini bukan hal yang mustahil,” paparnya.

Selain itu, Menkomdigi juga mengingatkan pentingnya keamanan siber dan literasi digital agar masyarakat terlindungi dari konten negatif.

Perluasan Infrastruktur dan Peningkatan Kualitas Jaringan

Komitmen BAKTI Komdigi dalam memperluas akses internet di wilayah 3T semakin nyata melalui pengadaan ribuan titik layanan di daerah prioritas.

Di Nusa Tenggara Timur (NTT), BAKTI telah membangun sebanyak 584 titik Base Transceiver Station (BTS) 4G dan Universal Service Obligation (USO), serta menyediakan 2.691 titik akses internet gratis.

Di Maluku Utara, terdapat 497 BTS 4G dan 687 titik layanan internet gratis yang tersebar luas.

Hingga kini, sebanyak 27.858 lokasi publik telah tersambung dengan internet melalui kapasitas satelit SATRIA-1, sedangkan 6.747 lokasi sudah menikmati sinyal 4G.

Ilustrasi BTS. [Unsplash]
Penampakan gambar sebagai ilustrasi A Base Transceiver Station (BTS). [Unsplash]

Selain itu, modernisasi jaringan transmisi juga dilakukan dengan mengganti teknologi VSAT menjadi microwave, sehingga setiap lokasi dapat mengakses layanan dengan kecepatan Committed Information Rate (CIR) hingga 8 Mbps.

Semua ini merupakan hasil kolaborasi strategis bersama Telkomsat untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan layanan digital.

Fadhilah Mathar, Direktur Utama BAKTI Komdigi, menjelaskan bahwa peningkatan kualitas jaringan kini sudah mulai dirasakan masyarakat.

“Sejak migrasi kapasitas yang kami lakukan mulai Februari 2025, performa jaringan menjadi lebih stabil," katanya.

Dia mengungkapkan bahwa indikator teknis seperti latency turun dan tingkat packet loss berkurang signifikan. Ini artinya layanan internet semakin handal dan dapat diandalkan.

Menurut Fadhilah, peningkatan kualitas jaringan ini sangat penting bagi masyarakat di pelosok yang sangat bergantung pada akses internet untuk berbagai kebutuhan vital seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan aktivitas ekonomi digital.

“Satelit SATRIA-1 yang memiliki kapasitas 150 Gbps berperan sebagai tulang punggung konektivitas di daerah yang sulit dijangkau oleh fiber optic,” tambahnya.

Transformasi digital di wilayah 3T bukan sekadar harapan, melainkan sudah memberikan dampak nyata di berbagai sektor.

“Ini adalah hasil kerja kolektif. Pemerintah pusat menyediakan infrastruktur, namun keberhasilan pemanfaatannya sangat bergantung pada dukungan dan peran aktif daerah serta masyarakat,” tutup Meutya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI