Wawancara Alexander Gurning, Pianis Klasik Dunia: Bangga Jadi Orang Batak

Senin, 08 Juni 2020 | 06:43 WIB
Wawancara Alexander Gurning, Pianis Klasik Dunia: Bangga Jadi Orang Batak
Ilustrasi wawancara. Alexander Gurning, pianis klasik dunia berdarah Batak. [Foto: Instagram @alexgurning / captured. Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kami hanya berdua. Saya dan kakak yang 7 tahun lebih tua. Dia seorang dokter, sekarang tinggal di kota Namur yang berjarak satu jam dari Brussels.

Sebagai seorang marga Gurning, apakah ayah memperkenalkan nilai-nilai Batak kepada anda?

Of course. Beliau banyak cerita kepada kami tentang keluarganya, tradisi, dan bagaimana suku Batak menjalani hidup. Secara hati-hati pula, beliau terus menanamkan agar kami bangga menjadi Batak, menjadi marga Gurning. Tentu saja kami bangga menjadi marga Gurning.

Keluarga banyak yang tinggal jauh, jadi agak sulit untuk keep contact. Tetapi kita punya kerabat yang tinggal di kota Luksemburg, Jerman. Kadang kami bertemu, meski complicated.

Ayah dulu sering datang ke Indonesia untuk membantu keluarga dan komunitasnya di Parapat. Pada era 80an, beliau bahkan datang 2 – 3 kali.

Kapan Alex pertama kali melihat kampung halaman ayah di Parapat?

Ketika saya pertama kali kembali ke Indonesia, saya masih anak-anak. Umur 8 tahun. Saya masih ingat ada perayaan di sana. Sebuah ritual yang sangat penting. Komunitas Batak itu besar sekali.

Nilai-nilai budaya Batak apa saja yang masih diingat?

Saya perhatikan ada beberapa perayaan penting bagi masyarakat Batak seperti pernikahan dan pemakaman. Dan bagi masyarakat Batak, leluhur itu penting sekali. Bagaimana kita diminta untuk selalu mengenang para leluhur.

Baca Juga: Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali

Fakta lain adalah bagaimana mereka memaknai hidup. Bagi orang Batak, hidup itu lebih diibaratkan sebuah journey. Life is normal. Itu seperti siklus. Sementara kami di Eropa memandang hidup dengan cara berlawanan. Life is more tragic, I think.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI