Karena kalau penelitian 2 bulan, belum akan terlihat manfaatnya. Minimal 6 bulanlah. Kalau cuma 2 bulan, bagaimana kita tahu antibodi itu bertahan berapa lama, apa cuma dua bulan atau bagaimana. Setiap dua bulan masa kita harus disuntik? Kan tidak begitu.
Bagaimana kalau nanti vaksin ada? Tentunya butuh waktu adaptasi panjang. Apalagi vaksin Sinovac yang diteliti Biofarma ini kan butuh 2 kali penyuntikan. Jadi bisa dihitung, 80 persen populasi, dengan penduduk Indonesia 270 juta orang, butuh berapa ratus juga dosis.
Itu tentunya akan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Artinya, Pak Doni (Kepala BNPB dan Satgas Covid) juga udah bilang minggu lalu, saat ini vaksin terbaik untuk kita saat ini adalah protokol kesehatan: yakni jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.
Apakah kampanye protokol kesehatan efektif mencegah penularan Covid-19, terutama di daerah?
Kita memang harus melindungi daerah-daerah yang rentan atau vulnerable dan risiko tinggi. Itu yang sangat sulit memang. Kalau kalangan ekonomi menengah ke atas, kelas menengah lah, itu masih mudah untuk diinfokan.
Tapi bagaimana dengan yang bekerjanya harian, tempat tinggal terbatas, kalau sakit bingung nantinya, punya duit banyak juga yang buat beli rokok. Nah ini kelompok yang harus kita lindungi. Peranan ini membutuhkan kepedulian kita bersama.
Untuk pasien tanpa gejala yang melakukan isolasi mandiri sendiri di rumah, bagaimana cara tenaga kesehatan memantau isolasi agar efektif?
Jadi kalau isolasi mandiri sendiri di rumah, ini memang pekerjaan di layanan primer. Ketika dia menjalani isolasi mandiri di rumah, (harus) ada pemantauan dari Puskesmas terkait. Idealnya tenaga kesehatan akan menghubungi setiap hari.
Tenaga kesehatan akan menanyakan apakah ada gejala tambahan, kondisinya bagaimana. Dan memang sebelum memulai isolasi mandiri, akan ada penilaian, kelayakan rumahnya, sosio-ekonominya, supporting system-nya, banyak faktor juga. Makanya kan sempat tidak dibolehkan isolasi mandiri, dikumpulkan semua di Wisma Atlet. Tapi karena ada beberapa faktor lain, akhirnya dibolehkan lagi.
Baca Juga: Vaksinasi Corona Diprioritaskan untuk Garda Terdepan
Jadi memang ini problemnya ketidakdisiplinan dari masyarakat yang melakukan isolasi mandiri. Dibuktikan dari masih ada kok masyarakat yang seharusnya isolasi mandiri tapi malah datang kondangan, dan lain-lain. Di sinilah bukti kita membutuhkan key opinion leader (KOL) untuk memberikan arahan atau imbauan; bisa dari ulama atau pendeta, atau mungkin seniman yang punya pamor dan pengaruh di masyarakat.
Jumlah relawan medis terkini berapa? Cukupkah menangani membludaknya pasien Covid-19?
Bulan lalu sekitar 7 ribuan, dengan 30 ribu total. Tersebar di seluruh daerah, tapi memang konsentrasi terbesar ada di area Jabodetabek sekitar 70 persen.
Soal kecukupan, saya mengamati pasti akan cukup. Kenapa? Indonesia ini tidak akan kurang memiliki orang dengan hati nurani yang memang ingin membantu. Ini kita tidak bicara soal insentif dan lain-lain ya, memang membantu saja. Saya lihat data bulan April dibanding sekarang, hampir naik 2 kali lipat. Kalau dibuka lagi, pasti akan ada lagi yang mendaftar lebih banyak.
Tapi kan problemnya bukan di situ. Pandemi ini semakin lama kita tidak beradaptasi dengan baik, ujung-ujungnya pasti akan ada korban. Ada yang bisa bertahan, tapi tetap ada yang jadi korban baik dari segi ekonomi maupun jadi korban langsung Covid-19.
Ada pesan untuk para tenaga medis dan relawan, Dok, melihat wabah belum akan berakhir dalam waktu dekat?