Lalu, kalau boleh tahu, siapa sebenarnya sosok yang menginspirasi Anda?
Untuk pertanyaan ini, saya awali dengan sebuah kalimat "sesederhana apa pun seorang ayah, ayah adalah guru terbaik yang dimiliki oleh anak-anaknya". Menurut saya, ungkapan itu bukan isapan jempol belaka. Saya menempatkan ayah (H. Muhamad Husni) sebagai sosok guru.
Menurut saya, guru bukan hanya disematkan pada mereka yang mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah. Guru juga adalah sosok yang selalu mewarisi keteladanan, kebaikan, dan mendidik dari kecil tentang nilai-nilai dan prinsip kehidupan. Dalam konteks ini, ayah saya juga merupakan guru terbaik bagi saya.
![Wali Kota Cilegon Helldy Agustian (tengah) saat melakukan kunjungan dan berdialog dengan pedagang pasar di Cilegon. [Foto: Instagram helldy.agustian/capture]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/01/22456-wali-kota-cilegon-helldy-agustian-melakukan-kunjungan-dan-berdialog-dengan-pedagang-pasar.jpg)
Saya menempatkan ayah sebagai sosok yang sangat penting dalam kehidupan, sejak kecil, hingga menapaki karier. Bukan saja dalam menjalankan perannya sebagai orangtua teladan, tapi juga sebagai pengusaha yang sukses meneladani.
Bagi saya, ayah saya adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan saya. Hal yang sangat berpengaruh (itu) adalah keteladanan beliau dalam mengayomi keluarga dan membangun kariernya. Ayah saya dulu (adalah) salah satu pejabat di Pertamina dan kerap ditugaskan di beberapa kota. Sudah menjadi pengetahuan umum, Pertamina adalah salah satu perusahaan bergengsi di Indonesia.
Ayah saya adalah sosok pekerja keras, disiplin dan ulet, jujur, ramah dan akrab dengan semua orang. Dengan karakter semacam itu membuat ayah saya dipercaya bekerja di perusahaan berkelas seperti Pertamina.
Siapa pun tahu betapa susahnya menjadi karyawan Pertamina. Apalah lagi menjadi pimpinan di Pertamina, tentu jauh lebih sulit. Perusahaan ini pun sangat susah dimasuki banyak orang. Sebab, yang diterima di Pertamina adalah mereka yang memiliki kualifikasi tertentu dan mengikuti seleksi yang sangat ketat.
Sosok ayah seperti itulah kelak yang menginspirasi saya, baik pada masa kecil, maupun pada masa menapaki karier hingga kini. Saya belajar secara langsung dengan sosok ayah yang kerap ditugaskan ke berbagai kota di seluruh Indonesia ini.
Ayah saya pun bukan saja menginspirasi, tapi juga memotivasi. Saya belajar kepada ayah saya secara langsung, bagaimana beliau menjalani kehidupan dan membangun karier. Dari situlah, menurut saya ayah saya merupakan sosok yang sangat menginspirasi saya.
Baca Juga: Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie: Harmonis dan Toleransi Kunci Kemajuan
Bisa diceritakan juga bagaimana Anda akhirnya berkarier, mulai dari menjadi salesman hingga menjabat Branch Manager Toyota?
Menurut saya, kesuksesan berkarier bukanlah sesuatu yang ujug-ujug datang. Semuanya diperoleh dengan usaha yang maksimal. (Bahkan) Semua hal pun dikorbankan; waktu, tenaga, hingga pikiran.
Mental maju adalah modal utama yang mesti dijaga. Sebab, mental semacam ini menurut saya adalah pemantik sekaligus pendorong untuk meraih apa pun yang ingin kita gapai.
Karier saya yang tergolong terus menanjak ke puncak adalah hasil ikhtiar dan kerja keras. Komitmen kerja, kesungguhan dan kedisiplinan, mampu membuat saya berhasil meraih berbagai hal, bukan saja pada unit usaha dan kerja sosial, tapi juga dalam menempuh karier di jalur politik.
Bagi saya, di mana pun saya bekerja, mesti tetap dalam semangat profesionalitas. Bekerja tak boleh asal-asalan, (melainkan) mesti memberikan yang terbaik. Bila sungguh-sungguh dan mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu, maka hal tersebut pasti berdampak bagi perusahaan di mana kita bekerja.
![Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat jalan-jalan bersama istri tercinta, Hany Seviatri. [Foto: Instagram helldy.agustian/capture]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/04/01/11111-wali-kota-cilegon-helldy-agustian-bersama-istrinya-hany-seviatri.jpg)
Karier saya dimulai dari (sebagai) salesman, dan (itu) persis di hari ulang tahun saya (tanggal) 31 Agustus, soalnya saya diterima. Terus kemudian 3 tahun saya menjadi salesman dan alhamdulillah (bisa) kuliah sambil kerja tahun 1992.