Menkes Budi Gunadi Sadikin: Omicron Tidak Seperti Delta, Strateginya Sedikit Beda, Puncaknya Mungkin Sebulan Lagi

Jum'at, 28 Januari 2022 | 06:10 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin: Omicron Tidak Seperti Delta, Strateginya Sedikit Beda, Puncaknya Mungkin Sebulan Lagi
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam salah satu konferensi pers yang disiarkan melalui akun YouTube Kemenko Marves, beberapa waktu lalu. [Tangkapan layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ciri kedua, dia lebih ringan, menyebabkan masuk rumah sakit dan wafatnya lebih rendah. Data itu kita konfirmasi.

Gejala Ringan Isoman Saja

Melihat apa yang ada di Indonesia sekarang yang dirawat di rumah sakit sekarang 7.688, kapasitas terpasang adalah 80 ribu, kapasitas maksimal 120-130 ribu. khusus untuk DKI yang hari ini sempat ramai dibicarakan, kapasitas maksimal DKI itu 11 ribu, jadi masih ada room.

Berikutnya yang masuk rumah sakit sebagian besar tidak perlu dirawat di rumah sakit, perlu menjelaskan ke publik yang masuk ke rumah sakit itu kondisi sedang dan kondisi berat, definisi sedang dan berat adalah butuh oksigen.

Kalau dia tanpa gejala, data 35-45 persen tanpa gejala bisa dirawat di rumah, tidak perlu panik, minum vitamin buka jendela, isoman. Kecuali tempatnya padat, ngumpul keluarga tidak bisa dihindari, itu harus isolasi terpusat di wisma.

Kalau gejala ringan saturasi masih baik di atas 95, bisa dirawat sendiri di rumah tidak perlu ke rumah sakit karena dengan adanya obat-obatan, kita ada konsul ke telemedicine, akan guidance, dokternya kirim obat-obatan, dengan demikian Insya Allah sembuh.

Bisa ke rumah sakit jika sudah sesak, saturasi di bawah 95-94 atau orang tua di atas 65 tahun lebih baik ke rumah sakit, atau orang yang belum vaksin kena itu dibawa ke rumah sakit, karena risiko bagi orang belum vaksin dan orang tua itu tinggi. yang lain bisa dirawat di rumah saja.

Sekarang hindari kerumunan, karena penularan akan semakin tinggi, kalau bisa di rumah ya di rumah saja, tidak perlu kemana-mana, toh pun tertular tidak usah panik, misal disiplin di rumah isolasi sendiri, minum vitamin, kalau demam sedikit kasih panadol menurunkan panas, insyaAllah bisa sembuh.

Siapa yang perlu ke rumah sakit? Itu tadi, kalau ada lansia orang tua, komorbid banyak, belum vaksin, bisa ke rumah sakit.

Baca Juga: Plt Dirjen Kesmas Kemenkes Kartini Rustandi: Kejar Anak Belum Imunisasi Rutin, Kita Sweeping!

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin meninjau tempat isolasi terpusat dan sentra vaksinasi di Solo Raya, Kamis (5/8/2021). (Dok. Humas Kemenko Marves)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi Gunadi Sadikin saat meninjau tempat isolasi terpusat dan sentra vaksinasi di Solo Raya, Kamis (5/8/2021). (Dok. Humas Kemenko Marves)

Dari data yang masuk, sejauh ini dilaporkan meninggal 3 orang. Itu selaras dengan fatality rate yang meninggal?

Hospitality Omicron data luar negeri jauh lebih rendah dari Delta, 1-4 persen masuk ICU di bawah 1 persen, angka kita masih di-guidance itu, cuman sample rendah sekali, genome sequencing rendah hanya 12 alat ya, butuh 5 hari juga, kita sedang pastikan terima reagen SGTF supaya lebih cepat, tapi angka yang saya dapat masih sesuai guidance.

Vaksinasi dosis kedua lansia melambat, dan cakupan di daerah gap-nya tinggi, (seperti) Papua, Maluku, Aceh. Strategi apa untuk memberi dorongan ke Pemda?

Mengenai vaksinasi lansia memang masing-masing daerah bervariasi, kita minta kepala daerah agar segera vaksinasi masyarakat lansia mereka karena penting divaksinasi untuk melindungi, saya minta agar daerah rendah untuk percepat. Pola penyebaran Omicron mulai di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Beruntung vaksin lansia Jakarta tinggi, ini medan perang pertama. Jakarta paling siap, bisa uji strategi kita seperti apa.

Untuk beberapa daerah yang masih rendah akan dipercepat. Panglima, BIN, koordinasi juga untuk percepat lansia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI