Sementara saya sendiri, sulit bisa melihat racing line bagus. Dan daripada coba-coba waktu hilang, saya pertahankan kecepatan. Jadi ikuti Toprak termasuk racing line. Dan terus mendekat, bertarung dengan Jonathan Rea.

Tadinya sudah menempel ketat Jonathan Rea, namun akhirnya belum berhasil, bisa jelaskan secara teknis mengapa terjadi?
Nah, itu dia. Pertama sudah bisa menempel Johnny (sapaan akrab Jonathan Rea), sampai akhirnya saya membuat kesalahan.
Jadi saya kehilangan peluang di lap ketujuh atau kedelapan. Sistem pengereman depan kurang, akhirnya sampai 3,4 detik terlambat darinya.
Dan makin lama semakin sulit mendapatkan reference point, karena saat ini racing line di Sirkuit Mandalika hanya satu. Bila kehilangan artinya peluang mengecil. Ditambah lagi saya kehilangan feeling.
Bagaimana kesan tentang balapan di Indonesia, khususnya Sirkuit Mandalika?
Balapan di Mandalika ... ini obyektif ya, termasuk trek sulit. Saat balapan awal lap, saya berada dalam grup besar, serasa tidak sulit untuk menciptakan gap. Akan tetapi yang saya hadapi kemudian, catatan waktu para rider juga tambah bagus, bisa mempertajam sekian detik! Jadi saya juga harus lebih berusaha memperkecil jarak, paling tidak dua detik untuk bisa mengejar yang paling depan di grup.
Dan ini tidak mudah, harus terus menempel. dan saya menikmati saat bisa berhasil memperoleh tempat dan racing line tepat.
Berarti sukses membuat racing line andalan di lintasan?
Baca Juga: Sirkuit Mandalika Telah Kantongi Sertifikasi FIA, Bisa Gelar Balapan Roda Empat
Inilah poin yang disebut menantang dan bukan tugas gampang. Terasa sulit walau sudah diusahakan ke depan namun belum yakin juga untuk mengambil racing line (tertawa kecil).