Cerita Siswanto Hendro Sutikno, Sosok di Balik Kesuksesan Mirota Manna Kampus

Jum'at, 01 Desember 2023 | 18:22 WIB
Cerita Siswanto Hendro Sutikno, Sosok di Balik Kesuksesan Mirota Manna Kampus
Siswanto Hendro Sutikno pemilik Manna Kampus atau Mirota Kampus.(Suara.com)

Ada. Ayah saya dulu bekerja di sebuah perusahaan besar. Pusatnya berada di Semarang. Jadi ayah saya mendidik saya kira-kira selama 10 tahun. Setelah saya lulus SMA itu. Selama 10 tahun itu, saya dibimbing bapak saya, almarhum Hendra Sutikno. Ada kata-kata beliau yang saya ingat, yakni do it now. Jadi jangan ditunda. Semua mesti dikerjakan segera.

Jika boleh kilas balik, Manna Kampus sekarang memiliki cabang yang sangat banyak di mana-mana. Bisa dikatakan, Mirota atau Manna Kampus menjadi top of mind dari masyarakat Jogja khususnya. Bagaimana sejarah berdirinya Mirota Kampus?

Dulunya, kami hanya menjual alat tulis. Lalu, lama-lama berkembang sehingga membuka supermarket. Pertama kali, kami buka di daerah Babarsari. Sesudah itu, tahun berapa begitu, kami pindah ke Jalan C Simanjuntak. Jadi kami sesuaikan dengan kata-katanya, yakni Mirota Kampus itu mendekati kampus UGM (Universitas Gadjah Mada--RED) begitu. Jadi, pelanggan kami dulunya mahasiswa. Sekarang mahasiswa dan ibu-ibu muda.

Sebagai pebisnis ulung, apakah bapak memiliki role model atau panutan dalam berbisnis?

Ya, kalau menurut saya dari bapak dan ibu saya dan juga istri saya itu mendidik untuk bersikap jujur. Hingga akhirnya, kami memiliki slogan untuk Mirota Kampus, yakni rumah belanja terpercaya. Jadi kami harus jujur di dalam berbisnis.

Dulu Manna Kampus berawal dari sebuah warung kecil, bagaimana strategi bapak hingga bisa menjadi besar dan memiliki outlet di mana-mana?

Strateginya, kami memuaskan pelanggan dengan baik. Kami berusaha untuk bersikap jujur terhadap pelanggan. Jadi, ketika ada komplain dan lain sebagainya, kami selesaikan dengan baik. Menurut saya, pelayanan itu sangat penting.

Pernahkah bapak dan Manna Kampus memiliki titik terendah ketika berbisnis? Bisa ceritakan pak?

Kami berada di titik terendah ketika pandemi Covid-19. Waktu pandemi, pembeli itu sangat dikurangi dan dibatasi. Itu bagi kami ya menjadi suatu persoalan. Tetapi, untunglah kami bisa keluar dari masa yang berat itu karena mempunyai tim yang handal yang bisa mengatasi hal tersebut. Jadi semua tidak saya kerjakan sendiri, saya tergantung pada tim yang solid.

Adakah impian bapak untuk membangun Mirota se-Nusantara atau Mirota lain di luar Yogyakarta?

Saat ini, saya hanya bercita-cita untuk meningkatkan kemampuan perusahaan kami dengan menghadapi masa-masa yang akan datang dan juga mengadaptasi teknologi serta menghadapi apa yang dinamakan dengan bonus demografi itu. Alhasil, nanti pembeli kami itu akan terdiri dari anak-anak muda sehingga kami harus memuaskan mereka sebaik-baiknya.

Kalau boleh tahu bonus demografi itu apa ya pak?

Bonus demografi itu di mana nanti banyak anak-anak muda yang berpenghasilan dibandingkan orang yang tua-tua, sehingga yang tua akan lebih sedikit daripada orang-orang yang produktif.

Apakah ada rencana melakukan ekspansi Mirota misal di luar dari DIY atau bahkan ke Jawa Tengah?

Saat ini belum, karena kami harus berhati-hati menghadapi situasi seperti ini jadi step by step saja.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI