Itu juga termasuk. Tidak bisa saya pungkiri bahwa ketertarikan di bidang politik itu udah cukup lama ya saya pupuk. Akhirnya ada kesempatan untuk terjun langsung pada 2019 itu menjadi tim kampanye presiden.
Sebelumnya pada 2017, saya jadi tim kampanye Wali Kota di Boston waktu masih menjadi mahasiswa. Itu saya magang juga di ABC News di Washington DC, meliput 100 hari pertamanya presiden Donald Trump.
Jadi ketertarikan di bidang politik itu memang sudah terbangun, sehingga untuk bisa masuk ke dalam politik ini, ibaratnya ya sesuatu yang memang sudah menarik saya sejak dulu.
Saya cuma enggak nyangka saja, maksudnya sekarang rencana sendiri tahun 2029 berpolitik (mencalonkan diri di Pileg), tapi Tuhan berkata lain dan ya kita di sinilah sekarang ya.
Apakah berpolitik sudah menjadi tujuan akhir?, atau justru masih ada hal lain yang ingin dicapai?
Salah satu cita-cita saya adalah memiliki toko buku yang ada coffee shopnya. Itu ya kan kita punya berbagai macam cita-citanya itu salah satu yang selalu yang tidak berubah dari saya masih di bangku SMP sampai sekarang itu sesuatu yang aku selalu pengen punya gitu.
Jadi ya itulah wonderful other dream punya ada coffee shop tapi yang ada perpustakaannya. Bisa ada ruang buat diskusi buat menikmati kopi yang enak untuk nyantai gitu.
Anda juga dikenal aktif dan peduli tentang pendidikan, apa pandangan Anda dengan pendidikan sendiri?
Ya karena saya melihat dan menyadari bahwa ketika kita mendapatkan pendidikan yang baik itu banyak sekali kesempatan yang terbuka untuk kita dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan itu tidak hanya dari bangku sekolah ya khususnya sekarang ini aku melihat bahwa kita harus bisa belajar.
Baca Juga: Wawancara Sekar Tandjung, Putri Akbar Tanjung Terjun ke Politik Demi Teruskan Jejak Ayahnya

Untuk hidup berdampingan dengan berbagai macam perbedaan yang ada gimana kita bisa kohesif semuanya itu dan mau punya semangat untuk lebih baik lagi. And i think pendidikan itu sangat berpengaruh dalam dalam hal itu ya.
Kebetulan kami juga keluarga yang concern di pendidikan karena Pak Akbar itu juga punya sekolah di Sumatera Utara di kampungnya Pak Akbar, jadi diskursus dan kepedulian terhadap pendidikan itu memang sudah menjadi sesuatu yang sangat lekat di keluarga kami juga gitu.
Sekolah apa itu yang didirkan Akbar Tandjung?
Sekolah untuk, jadi ada tiga institusi pendidikan yang pertama itu yang udah lama banget itu SMAN 1 Matauli. Jadi SMA yang ada asramanya ada di Sibolga itu kemudian ada juga Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan STPKM. Dan sedang proses (pembangunan) itu adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Barus.
Jadi banyak berpusat di Sumatera Utara karena visi beliau saat itu adalah harus bisa meningkatkan sumber daya manusia di kampungnya gitu. Nah sekarang dilanjutkan oleh kakak saya yang di Sumatera Utara.
Pada saat Covid-19 melanda, apakah benar Anda merintis organisasi yang didirikan untuk kepentingan pendidikan anak-anak?