Itu biasanya saya akali dengan dari tahun ke tahun tuh, mungkin sekitar 20 persen tuh kita ambil kalau ada posisi baru tuh dari luar.
Memang dari waktu ke waktu harus ada yang membawa ke perspektif kita jadi lebih diverse.
Kalau kita sudah lama melakukan sesuatu yang sama, kan cenderung pakai trik yang sama.
Cara kalau buat saya sih, ya itu, pakai orang yang baru. Biar [mereka] ngasih tahu saya, "Bu Dian lebih baik pakai cara yang ini nih."
Kan kita biasanya: "I've been doing for so many years, saya sudah tahu yang itu salah, yang ini bener." Jadi untuk ngasih tahu.
Bagaimana Bu Dian Siswarini mengomunikasikannya sampai ke bawah?
Jadi memang itu poin yang penting sekali, [bahwa] pemikiran kita itu sampai ke yang bawah.
Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalau kita menyampaikan komunikasi.
Bahasa di level BOD beda banget dengan yang di bawah.
Satu itu. Jadi harus pakai bahasa yang mudah dicerna oleh mereka.
Kedua, optimisme [bahwa] kita bisa menghadapi any situation masih tetap harus ada.
Tapi kita harus bilang ke mereka, "Hei, ini kalau kita tidak melakukan sesuatu, ini kita bisa tergerus."
Kuncinya lagi, kalau kita tidak bisa menerangkan itu dengan satu slide, itu forget it.
Jadi satu slide harus, maksimum. Strategi saya itu selalu sama: satu slide menjelaskan semuanya.
Saya belajar dari profesor saya di Harvard dulu, 2013, "Kalau kamu memikirkan strategi perusahaan dan kamu harus bikin 10 atau 20 slide untuk menjelaskan, itu tidak mungkin."