Perjalanan Karier Mentereng Mona Monika, Diawali dari Guru Preschool Hingga Kini Menjadi Bos PR di Bank Besar

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 12 Juli 2024 | 07:15 WIB
Perjalanan Karier Mentereng Mona Monika, Diawali dari Guru Preschool Hingga Kini Menjadi Bos PR di Bank Besar
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika saat ditemui tim Suara.com di Jakarta, Kamis (27/6/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Habis best bank in the world, CEO group kita nanya, 'What's next'. Jadi kita punya visi baru, namanya best bank for a better world. Dengan visi baru ini, kita cara memperkenalkannya, cara komunikasinya gini, purpose driven bank. Kalau purpose driven, jadi apapun yang kita lakukan didasarkan oleh tujuan-tujuan positif.

Nah, tujuan positif ini macam-macam, seperti make sure kita aktif dalam perekonomian, membantu juga untuk me-manage masyarakat sehingga mereka jadi fasih berinvestasi segala macam. Tapi ada satu lagi, yang kontribusinya ke masyarakat. Mau apa? Waktu itu kita masih yang menumbuhkembangkan kewirausahaan sosial. Tapi selain itu apa? Karena kita pengin menebalkanposisi kita sebagai purpose driven bank.

Nah, kita kan punya branding gitu ya. Akhirnya tema brand campaign kita adalah zero food waste atau diterjemahkan ke Indonesia jadi makan tanpa sisa. Karena ternyata di Asia itu sampah makanan tinggi banget. Ironis banget, orang miskinnya banyak, tapi sampah makanannya tinggi banget gitu.

At the same time, sampah makanan itu ternyata bahaya banget, dia kan ada gas metananya, jadi ternyata bahaya banget untuk kesehatan, dan lingkungan. Karena banyak orang berpikir sampah makanan itu organik, padahal sebenarnya enggak. Akhirnya kita bikin origin brand campaign dengan tema seperti itu.

Tahun ini, karena ada pengembangan di DBS Foundation, jadi sekarang yang namanya food security itu sudah masuk di programnya DBS Foundation, yang dulu hanya wirausaha sosial. Sekarang brand campaign kita di-switch, karena itu dimasukin jadi program besar.

Tahun ini kita mulai dengan new brand campaign, yaitu Trust Your Spark. Apa yang dimaksud dengan Trust Your Spark? Kalau di dalam logonya DBS ada kayak spark gitu. Kita punya tagline 'live more bank less', karena kita ingin orang tuh kayak enggak usah mikirin yang lain, karena urusan bank akan kita yang melakukannya. Ingat nggak, sih, dulu kita kalau mau ke bank harus cuti setengah hari. Tapi kan sekarang enggak. Dengan teknologi, kamu bisa tetap melakukan apapun yang kamu mau, and live your life whatever you want.

Apa yang paling menarik dan paling menantang dari pekerjaan sebagai PR di industri perbankan?

Tantangannya lebih kepada seberapa cepat kita bisa agility, serta seberapa cepat kita bisa beradaptasi dengan percepatan perubahan ini. Dulu 10 tahun yang lalu, kerjaan kita kayak robot, begini aja. Paling yang berubah adalah materi-materinya, jadi kita belajar materi baru, belajar lagi materi baru, cuma rumus kerjanya kan sama. Sekarang kan beda banget. Perubahannya cepat, jadi kita harus keep up sama perubahan tersebut. Jadi mesti belajar lagi, belajar lagi. Menurut saya exiting, sih, kita enggak bosan. Sebenarnya semua tantangan yang ada hanya membuat kita menjadi lebih sharp menurut aku.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika saat ditemui tim Suara.com di Jakarta, Kamis (27/6/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika saat ditemui tim Suara.com di Jakarta, Kamis (27/6/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Di PR juga kan ada namanya krisis. Krisis aja sudah macam-macam bentuknya, udah nggak kayak dulu dan nggak bisa diprediksi. Paling kalau bisa diprediksi, misalnya kalau di perusahaan manufacture, krisisnya mungkin ada kecelakaan. Tapi sekarang macam-macam dan unpredictable. 

Baca Juga: Sosok Prof. Budi Santoso, Dekan FK Unair Berprestasi Dipecat Buntut Penolakan Dokter Asing?

Dan kita PR tuh sering dianggap seperti cenayang kalau ada krisis di perusahaan. Kalau kita meeting nih, lagi krisis management, kayak pasti semuanya nih nanya, 'Jadi gimana, kita ngomong apa? Kira-kira orang besok akan ngomongnya apa?' Nah, kalau kita jam terbang dan agility kita asah terus-menerus, kita mikir pasti cepat. Mungkin kita enggak tahu exact headline-nya apa, tapi karena kita sudah sering banget berada di situ, dan kita tahu cara kerja mereka kira-kira akan seperti ini nih, jadi kira-kira akan kita mulai dengan tengahnya ini, akhirnya ini. Walaupun belum ada statement, kita sudah tahu cerita kerangkanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI