Suara.com - Sebuah video viral bernarasi penemuan mobil berisi 30 ton ginjal manusia. Organ tubuh itu disebut akan diperdagangkan secara ilegal di pasar internasional.
Video ini pertama kali diunggah oleh akun TikTok @coganbatak dan kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram “Jenis_Kitchen_sg” pada Senin, 21 Juli 2025.
Lantas, benarkah isi video tersebut?
Dalam video berdurasi pendek itu, seorang narator mengklaim bahwa aparat kepolisian menemukan puluhan ton ginjal manusia dalam sebuah mobil yang sedang diamankan.
Klaim itu memicu kehebohan publik dan kecemasan akan perdagangan organ manusia ilegal yang diduga dilakukan secara besar-besaran.
![Hoaks video mobil berisi 30 ton ginjal manusia. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/08/96744-hoaks.jpg)
Tim pemeriksa fakta dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui kanal TurnBackHoax, melakukan penelusuran terhadap video tersebut. Hasil penelusuran mengarah pada laporan Tempo.co yang tayang pada 4 Agustus 2025.
Tempo memverifikasi video tersebut menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan (AI) serta bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, India.
Hasilnya, video mobil berisi 30 ton ginjal manusia itu dipastikan palsu dan merupakan hasil manipulasi digital menggunakan teknologi AI deepfake.
Melalui pemindaian dengan Hive Moderation, diketahui bahwa 99,9 persen elemen dalam video dibuat menggunakan AI. Tak hanya visual, suara narator dalam video juga dipastikan palsu oleh Hiya Deepfake Voice Detector.
Tak hanya itu, beberapa kejanggalan juga ditemukan dalam video tersebut. Mulai dari seragam polisi bertuliskan "INTERPOL" yang terlihat pudar dan tidak resmi, hingga bekas jahitan operasi yang tidak logis secara anatomi.
Bahkan, suasana konferensi pers yang ditampilkan tampak janggal, karena sejumlah kamera justru mengarah ke sudut lain dan bukan ke para pejabat.
Kesimpulan
Berdasarkan verifikasi fakta dari berbagai sumber kredibel, dapat disimpulkan bahwa video mobil berisi 30 ton ginjal manusia adalah konten menyesatkan (misleading content). Video tersebut tidak mengandung kejadian nyata dan seluruhnya direkayasa menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dalam menyikapi konten viral, terutama yang menyangkut isu sensitif seperti perdagangan organ manusia ilegal.
Penyebaran konten palsu tidak hanya meresahkan, tapi juga berpotensi melanggar hukum jika terbukti menyebarkan hoaks yang memicu kepanikan publik.