“Ketika itu pas hari Lebaran dan anak-anak di kota Malang ada yang datang ke toko Isbon sambil membawa uang angpau yang mereka terima. Wajah mereka sangat senang karena akan membeli boneka di toko Isbon. Ternyata, setelah dihitung, uang mereka tidak cukup. Ketika itu, kami memang belum memproduksi boneka ukuran kecil. Salah satu pegawai kami sampai berlinang air mata melihat wajah sedih anak-anak itu,” jelasnya.
Sejak itu, Susan memutuskan untuk memproduksi boneka denagn ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih murah. Selain itu, dia juga memutuskan untuk membuat program bagi-bagi boneka gratis kepada anak-anak. Setiap hari, ada lima boneka asli yang dibagikan gratis. Caranya, anak-anak itu cukup menyampaikan keinginan mereka untuk memiliki boneka apa lewat Twitter.
“Nanti tim sosmed kami yang akan pilih pemenangnya. Biasanya, yang kami pilih anak-anak dari daerah yang tidak ada toko Isbonnya dan yang ada JNE-nya tentu biar pengirimannya mudah. Mereka cukup mengatakan, saya ingin boneka Winnie the Pooh,” jelasnya.
Kata Susan, melihat raut wajah anak-anak yang senang ketika bisa mendapatkan boneka dari Isbon merupakan sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang. Kebahagian, itulah prinsip yang diterapkan Susan dalam menjalankan toko Istana Boneka.
“Happy oriented, bukan money oriented. Meski bukan perusahaan terbuka, karyawan Isbon boleh menanam saham di perusahaan ini. Jadi, karyawan bukan sebagai buruh tetapi sebagai pemilik yang bersama-sama membesarkan toko Isbon,” ungkapnya.
Tertarik untuk memiliki boneka produksi Istana Boneka, silakan buka laman www.istana-boneka.com atau bisa berteman di Facebook dengan Istana Boneka serta di akun twitter @istanaboneka.