Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis (6/8/2015) pagi bergerak melemah 15 poin dibandingkan posisi sebelumnya. Pada Kamis pagi Rupiah diperdagangkan Rp13.518 per dolar dari sebelumnya Rp13.503 per dolar AS.
"Meski data produk domestik kuartal II-2015 lebih baik dari estimasi pasar, namun belum cukup kuat menopang nilai tukar rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta.
Ia mengemukakan data PDB Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II-2015 sebesar 4,67 persen, sedikit melambat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tumbuh 5,03 persen. Namun, laju ekonomi Indonesia itu di atas proyeksi pasar yang di kisaran 4,61-4,65 persen.
Menurut dia, masih adanya imbas negatif dari rilis pelemahan kepercayaan konsumen Indonesia yang turun 1,4 poin ke posisi 109,9 dan persepsi masih melambatnya pertumbuhan ekonomi ke depan dimana hingga triwulan II-2015 ini masih jauh di bawah lima persen, memberikan sentimen negatif pada rupiah.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan bahwa masih adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana Bank Sentral AS (the Fed) yang akan menaikkan suku bunga (Fed fund rate) pada tahun ini juga menjadi salah satu faktor penahan bagi mata uang rupiah untuk bergerak menguat.
Kendati demikian, menurut Rully Arya Wisnubroto, mata uang rupiah masih berpeluang untuk kembali bergerak ke dalam area positif menyusul adanya harapan yang tinggi terhadap penyerapan belanja modal pemerintah yang akan maksimal pada semester II-2015.
"Belanja pemerintah secara sektoral mulai ada perbaikan, membaiknya penyerapan anggaran salah satunya untuk membangun infrastruktur dipercaya dapat menopang perekonomian Indonesia ke depan. Situasi itu akan mengembalikan kepercayaan pasar keuangan terhadap pemerintah," katanya.
Sementara Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melanjutkan penguatan, dan dibuka menguat 5,40 poin menyusul pertumbuhan ekonomi nasional masih sesuai dengan harapan pasar.
Pada pembukaan IHSG berada di posisi 4.855,94. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,38 poin (0,17 persen) menjadi 828,93.
Menurut Reza Priyambada, data mengenai produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang lebih baik dari estimasi pasar mendorong pelaku pasar melakukan aksi beli.
"Meski pertumbuhan PDB Indonesia pada triwulan II 2015 ini melambat menjadi sebesar 4,67 persen dibandingkan capaian triwulan II 2014 yang tumbuh 5,03 persen. Namun, laju ekonomi Indonesia itu di atas proyeksi pasar yang di kisaran 4,61--4,65 persen," paparnya. (Antara)
Data Ekonomi Belum Mampu Dongkrak Nilai Rupiah, IHSG Menguat
Esti Utami Suara.Com
Kamis, 06 Agustus 2015 | 10:38 WIB

BERITA TERKAIT
BRI Super League: Victor Luiz Tegakkan Kepala, Ajak PSM Makassar Bangkit!
12 Agustus 2025 | 06:39 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 20:36 WIB
Bisnis | 18:26 WIB
Bisnis | 18:20 WIB
Bisnis | 18:02 WIB
Bisnis | 17:57 WIB
Bisnis | 17:49 WIB