Reksa Dana Obligasi Berpotensi Dilirik Oleh Dapen

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 03 Maret 2016 | 17:10 WIB
Reksa Dana Obligasi Berpotensi Dilirik Oleh Dapen
Reksa Dana (Shutterstock)

Suara.com - Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengemukakan bahwa produk reksa dana berbasis surat utang atau obligasi dapat menjadi tujuan investasi bagi Dana Pensiun (Dapen).

"Reksa dana dengan aset dasar Surat Berharga Negara (SBN) bisa diperhitungkan, di Indonesia terdapat sekitar 260 Dana Pensiun, total investasi Dapen mencapai Rp199 triliun, hanya 6,54 persen atau sekitar Rp13 triliun yang ditempatkan di reksa dana," ujar Ketua ADPI Suheri di Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Ia menambahkan bahwa dana yang dikelola oleh Dapen mayoritas ditempatkan di dalam deposito, kemudian di obligasi korporasi dan surat berharga negara serta pada tanah dan bangunan.

"Perusahaan pengelola investasi atau Manajer Investasi dapat mengejar Dapen untuk berinvestasi ke dalam reksa dana," katanya.

Kendati demikian, Suheri mengatakan bahwa agen penjual reksa dana tidak membuat Dapen merasa resah dalam berinvestasi. Diceritakan, terdapat salah satu agen penjual reksa dana yang hanya mendorong nasabah untuk terus melakukan transaksi tanpa memikirkan keuntungan nasabah.

"Itu yang akan membuat orang kapok berinvestasi di produk-produk pasar modal. Reksa dana bukan hanya masalah pemahaman tetapi juga pihak yang terlibat kadang membuat resah. Kita harus lihat ini investasi jangka panjang, jangan sampai ada masalah dengan intregritas pasar," katanya.

Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan bahwa pihaknya akan mengantisipasi hal-hal yang tidak berkenan bagi nasabah di pasar modal dengan memberikan pemahaman serta sosialisasi agar dapat mempertimbangkan risiko.

PT Infovesta Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan informasi dan riset yang berkaitan dengan investasi pasar modal.

"Infovesta is on customer side, agar investor tidak diperdayakan oleh Manajer Investasi maupun pelaku lain. Kita akan datang dan mendidik 'customer' untuk memilih reksa dana yang bagus, yang tidak melihat 'return'. Diharapkan dapat meningkatkan profesional industri pasar modal," katanya.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) Denny Taher menambahkan bahwa pihaknya akan aktif melakukan sosialisasi dan edukasi meski sumber daya manusia (SDM) masih cenderung terbatas.

"Kita mempresentasikan 'return' kepada nasabah supaya lebih 'fair' dan transparan. Juga bagaimana meningkatkan etika, dan standarisasi agar dapat bersaing," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI