Suara.com - Di tengah hiruk pikuk dinamika ekonomi yang penuh ketidakpastian, ada satu hal yang didambakan setiap kepala keluarga di penjuru Indonesia, yaitu sebuah jaminan. Jaminan bahwa mimpi untuk masa depan anak-anak, ketenangan di hari tua, dan martabat keluarga yang terus terjaga, apapun tantangan di masa depan. Inilah pentingnya peran asuransi, bukan sebagai produk finansial semata, tetapi sebagai jangkar harapan. Selama 40 tahun melayani masyarakat Indonesia, Pertalife Insurance telah menapaki jalan panjang, mengawal asa jutaan keluarga Indonesia dengan kinerja positif yang teruji oleh waktu.
Empat dekade bukan waktu yang singkat. Perjalanan ini adalah sebuah epik yang merekam jejak resiliensi, adaptasi, dan yang terpenting, komitmen. Meluncur pada 30 Juni 1983 dengan nama PT Tugu Mandiri, perusahaan ini awalnya didirikan oleh Dana Pensiun Pertamina untuk mengelola program asuransi jiwa kumpulan bagi karyawan di lingkungan Pertamina Group.
Transformasi usaha kemudian muncul ketika perusahaan memutuskan untuk melebarkan sayap, tidak lagi hanya melayani internal, melainkan juga membuka pintu bagi pelayanan masyarakat luas. Perubahan nama menjadi Pertalife Insurance pada tahun 2021 menjadi penanda babak baru yang lebih inklusif dan modern. Tidak hanya sekadar pergantian jenama, langkah ini dianggap sebagai deklarasi komitmen untuk menjadi mitra perlindungan bagi setiap lapisan masyarakat, dari Sabang sampai Merauke, khususnya bagi generasi produktif di pusat-pusat ekonomi seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.
Benteng Finansial yang Teruji Krisis
Sebuah institusi keuangan diuji kualitasnya bukan saat pasar sedang bergairah, melainkan saat krisis menerjang. Pertalife Insurance sudah membuktikan ketangguhannya melewati berbagai episode turbulensi ekonomi nasional dan global. Dari krisis moneter 1998 yang meluluhlantakkan banyak pilar ekonomi, krisis finansial global 2008, hingga badai pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, Pertalife tetap berdiri kokoh.
Bagaimana Pertalife melewati tantangan ini? Jawabannya terletak pada tata kelola perusahaan yang pruden dan manajemen risiko yang disiplin. Data dan fakta selalu berbicara lebih lantang dalam pembuktian. Tingkat solvabilitas atau Risk-Based Capital (RBC) Pertalife Insurance secara konsisten berada jauh di atas ambang batas minimum 120% yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir 2024, RBC mencapai 347,9% hingga 359,66%, jauh melampaui ambang minimum OJK (120%). Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan kesehatan finansial perusahaan yang solid, yang sekaligus menjadi garansi bagi setiap nasabah bahwa dana yang mereka percayakan, dikelola dengan penuh tanggung jawab oleh Pertalife.
Selain itu, premi Pertalife Insurance juga mencatatkan kinerja yang positif. Pada 2024 lalu, premi bruto Pertalife mencapai Rp1,252triliun, melampaui target RKAP (Rp1,087triliun) sebesar 15,16%, dan naik 38,7% dibandingkan dengan tahun 2023. Kinerja positif ini semakin lengkap dengan laporan laba bersih perusahaan yang mencapai Rp97,18miliar, meningkat 1,09% dari tahun sebelumnya.
Fondasi bisnis Pertalife juga terus dipupuk melalui efisiensi yang terukur. Pada tahun, 2024, perusahaan mencatatkan rasio BOPO (biaya operasional terhadap premi bruto) pada titik terendah, yakni 12,19%–12,34%, jauh menurun dari rata-rata sebelumnya yang kerap menyentuh angka 22%. Komitmen ini menunjukkan bahwa efisiensi Pertalife tidak sesimpel "memotong biaya", melainkan bagaimana teknologi, proses, dan sumber daya manusia dikelola dengan cermat agar setiap rupiah premi yang dibayarkan nasabah benar-benar kembali dalam bentuk manfaat, bukan beban biaya perusahaan. Di tengah persaingan ketat industri, langkah ini menjadi bukti bahwa Pertalife lebih dari jualan polis, tetapi menawarkan ketenangan yang dikelola dengan bijak.
Keputusan Pertalife yang menjangkau lebih banyak audiens terbukti tepat. Pada 2024, perusahaan melaporkan adanya lonjakan kontribusi dari kanal distribusi non-captive sebesar 223,8%–323,8%. Bukan sekadar angka pertumbuhan, data ini memerlihatkan bagaimana Pertalife bisa dipercaya dan hadir lebih dekat ke masyarakat luas, ke pusat-pusat aktivitas baru, ke para pejuang nafkah di berbagai kota besar.
Baca Juga: 3 Aturan Baru BPJS Kesehatan, Publik Was-was Pasien Makin Tercekik
Kepercayaan ini tidak bisa lepas dari inovasi dan respon cepat perusahaan. Sebagai bukti bahwa Pertalife membuktikan kecepatan bukan hanya janji, setidaknya Rp20 miliar klaim kesehatan sudah dibayarkan hingga Februari 2025. Penyaluran ini ditangani dengan sistem yang transparan, efisien, dan menggandeng mitra TPA serta layanan telehealth. Didukung dengan kemudahan dalam satu genggaman, di mana nasabah Pertalife bisa memantau polis, mengajukan klaim, bahkan mengakses layanan kesehatan tanpa harus menghadapi birokrasi berlapis.
VP Operation & Claim Pertalife Insurance Luh Ayu Santi Utami Dewi pada Maret lalu menegaskan komitmen Pertalife dalam memberikan layanan prima untuk nasabah, sekaligus menegaskan bahwa aset terbesar Pertalife adalah kepercayaan nasabah. Kepercayaan itu terus dibangun dengan menjaga kesehatan finansial perusahaan secara ketat, sehingga setiap klaim yang diajukan dapat kami penuhi dengan cepat dan tepat. "Pertalife Insurance berkomitmen untuk menyediakan layanan klaim yang lebih cepat, aman, dan transparan, sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis dan meningkatkan kepuasan nasabah,” ujar dia.

Saat Janji Menjadi Kenyataan
Bagi nasabah, polis asuransi adalah selembar kertas berisi janji. Janji itu baru menjadi kenyataan saat klaim dibayarkan. Di sinilah reputasi sebuah perusahaan asuransi dipertaruhkan. Pertalife Insurance telah membuktikan komitmennya dengan rekam jejak pembayaran klaim yang memudahkan nasabah.
Salah satunya yang dialami oleh keluarga Novia. Ia bersama keluarganya sudah menjadi nasabah Pertalife Insurance sejak lama. Ia juga membayar premi secara disiplin untuk produk asuransi jiwa dan kesehatan. Ketika situasi mendesak tiba, ia harus berhadapan dengan realitas pahit, bagaimana saya harus membayar kebutuhan medis jika keuangan saya sedang sulit? "Ada sedikit panik karena stigma asuransi yang berbelit-belit. Saya bingung harus mulai dari mana. Selain itu juga ada kekhawatiran finansial begitu menghimpit," kenangnya.
Namun, stigma tersebut segera dipatahkan setelah ia merasakan kemudahan yang ditawarkan Pertalife Insurance. Dengan dukungan CS yang sigap dan empatik, proses pengajuan klaim berjalan dengan sangat lancar.