Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, pemasangan pompa dan pipanisasi dipilih, agar tidak ada lahan pertanian yang gagal panen dan untuk meminimalisasikan kerugian petani.
"Kekeringan tanaman padi di Boyolali ini disebabkan oleh kondisi iklim, dimana musim kemarau maju, masa tanam mundur," katanya.
Selama tiga tahun, atau tepatnya sejak 2016 hingga 2019, irigasi perpompaan untuk tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit. Sementara untuk kebutuhan tanaman hortikultura dan peternakan masing-masing telah dibangun 429 unit dan 322 unit.
Sarwo Edhy mengatakan, dampak pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5.
Dari 2.358 unit irigasi perpompaan yang telah dibangun, bila masing-masing unit dapat mengairi 10 hektare, maka luas lahan yang dapat diairi saat musim kemarau dapat mencapai 47,16 ribu hektare.
"Bila peningkatan IP 0,5 dapat dicapai, maka akan didapat penambahan luas tanam seluas 29.780 hektare. Dampak selanjutnya, diperoleh peningkatan produksi sebanyak 154.850 ton," jelas Sarwo Edhy.