Hadapi Revolusi Industri 4.0 Pos Indonesia Siap Ganti Model Bisnis Lama

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 25 Juli 2019 | 14:02 WIB
Hadapi Revolusi Industri 4.0 Pos Indonesia Siap Ganti Model Bisnis Lama
Bank Mandiri - Pos Indonesia memperluas layanan top Up e-Money. (Dok: PT Pos Indonesia)

Suara.com - Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, Ihwan Sutardiyanta mengatakan, pertumbuhan pendapatan PT Pos Indonesia secara keseluruhan terus terjaga meski ada yang mengalami stagnasi di tengah era Revolusi Industri 4.0.

"Memang ada beberapa bisnis yang mulai declined tetapi kami siapkan produk-produk atau bisnis baru yang bisa menggantikan produk-produk yang mulai declined tersebut," ujar Ihwan.

Menurut Ihwan, masyarakat masih melihat PT Pos Indonesia sebagai tempat terpercaya untuk melakukan berbagai transaksi karena jaringan yang luas serta sistem distribusi yang andal, termasuk menjadi tempat mencari meterai yang asli.

Ihwan mengatakan masih ditunjuknya PT Pos Indonesia oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak untuk menjual dan mendistribusikan meterai menjadi bukti kalau PT Pos Indonesia masih terpercaya.

"Pertimbangannya pasti ada begitu kan? Karena kami punya jaringan yang lebih luas, kami merasa sebagai trusted company. Yang menjual meterai ini tidak boleh sembarangan. Kami bangga karena terus ditunjuk oleh negara melalui Dirjen Pajak," ujar Ihwan.

Kepercayaan sebagai satu-satunya institusi yang ditunjuk mengelola dan menjual benda meterai akan terus dijaga dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan meterai asli melalui 4.800 outlet Pos di seluruh Indonesia.

PT Pos Indonesia mempunyai jaringan hingga 4.800 kantor pos daring dengan jumlah titik layanan (point of sales) mencapai 58.700 titik dalam bentuk Kantor Pos, Agen Pos, Mobile Postal Service, dan lain-lain.

Ihwan mengatakan sebelum era industri 4.0, PT Pos Indonesia lebih fokus tentang bagaimana mengirimkan surat-surat, ke depan akan digantikan dengan pengiriman parsel karena tren pasar bergeser pada e-commerce.

Selain layanan pengiriman dan logistik, PT Pos Indonesia memiliki bisnis layanan finansial berupa layanan Pospay untuk pembayaran tagihan (bill payment) yang terhubung hampir 400 lebih biller.

Baca Juga: Model Bisnis PT Pos Indonesia Ketinggalan Zaman, KemenBUMN: Kita Ubah

Selain itu ada juga layanan pengiriman uang (Weselpos Instan dan kemitraan denga Western Union, Money Gram, Perbankan, dan lain-lain. Layanan finansial itu, kata Ihwan akan mengarah juga pada digitalisasi.

"Ke depan, kami akan mendorong layanan finansial bisa diakses lewat berbagai saluran sehingga membuat bisnis kami masih relevan. Tanpa melakukan proses digitalisasi, PT Pos Indonesia menjadi tidak relevan," ujar Ihwan.

Ihwan menuturkan, bahwa PT Pos Indonesia berupaya adaptif menghadapi perubahan bisnis di industri 4.0 dengan terus melakukan inovasi layanan.

"Kuncinya inovasi. Artinya PT Pos Indonesia harus adaptif melihat perubahan lingkungan seperti apa," kata Ihwan di Jakarta, Kamis.

Industri 4.0 merupakan istilah yang dilekatkan pada revolusi industri generasi keempat yang ditandai dengan integrasi antara dunia siber dan fisik di sebuah industri berkat kolaborasi serangkaian teknologi digital, di antaranya Internet of Things, artificial intelligence, human-machine interface dengan tujuan menciptakan proses produksi yang efektif dan efisien.

Disrupsi teknologi itu dipercaya akan berdampak tidak hanya pada sektor manufaktur namun hampir seluruh sektor ekonomi, di antaranya sektor logistik di mana teknologi tersebut dapat digunakan untuk memastikan kelancaran proses pengiriman barang.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI