Dia memprediksi, pada 3 bulan terakhir tahun 2020, pertumbuhan ekonomi masih akan di bawah netral.
"Kuartal IV masih dalam zona sedikit di bawah netral," kata Sri Mulyani.
Dengan prediksi tersebut, sepanjang tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan minus 1,1 persen hingga ke arah positif 0,2 persen.
Sedangkan 0,2 persen mengasumsikan di kuartal III dan terutama di kuartal IV menujukkan recovery atau perbaikan, tapi hasilnya untuk mengompensasi kontraksi yang dalam pada kuartal II.
Meski memperkirakan tumbuh negatif, Sri Mulyani akan tetap mendorong kinerja konsumsi dan investasi, demi menyelamatkan ekonomi dari kejatuhan yang lebih dalam lagi.
"Kunci utama konsumsi dan invetasi, kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out maka akan sulit masuk netral di tahun ini," ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 yang tumbuh negatif 5,32 persen merupakan angka pertumbuhan terendah sejak tahun 1999 atau saat Indonesia mengalami krisis moneter (krismon).
Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di kuartal II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen.
Baca Juga: Hidayat Nur Wahid : Bansos Dorong Konsumsi Antisipasi Dampak Resesi