Suara.com - Dengan kemudahan dan kepraktisan proses pengajuannya, siapa saja tentu bisa memanfaatkan layanan pinjaman online atau pinjol sebagai alternatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Akan tetapi, ada baiknya tidak menggunakan layanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumtif atau yang tidak terlalu penting.
Alasannya, pemakaian pinjaman online untuk berbelanja barang yang tidak produktif dapat membuat Anda berisiko terjerat utang yang banyak. Terutama, dewasa ini sudah banyak sekali penyedia pinjaman online dan variasi penawarannya yang bisa saja membuat Anda tergiur untuk menggunakan layanannya.
Dalam memanfaatkan pinjaman online, Anda harus mampu memilih layanan yang memiliki bunga pinjaman bersaing dan tenor panjang. Dengan begitu, ancaman kondisi keuangan berantakan karena pinjaman online akan menjadi semakin kecil karena cicilannya yang semakin terjangkau.
Dengan fakta tersebut, tentu tak sedikit orang yang tergesa-gesa untuk segera memanfaatkan pinjaman online dengan kurang waspada. Alhasil, saat sudah terlanjur mengajukan pinjaman, baru terasa bahwa cicilannya terlalu berat dan besar.
Agar hal tersebut tidak terjadi, penting bagi Anda untuk mengetahui 5 tips bijak dalam mengajukan pinjaman online berikut ini.
1. Hanya Gunakan Pinjaman Online untuk Berbelanja Kebutuhan Produktif
Sama halnya dengan saat mengajukan pinjaman lainnya, perhatikan dulu manfaat dari mengajukan pinjaman online ini. Apakah untuk kebutuhan yang benar-benar penting? Ataukah hanya untuk membeli barang konsumtif dan tidak memiliki manfaat yang besar dalam jangka panjang?
Karena kesalahan dalam menentukan manfaat dari mengajukan pinjaman online inilah yang membuat tak sedikit orang yang menyalahgunakan produk keuangan tersebut. Maka dari itu, Anda perlu mengategorikan prioritas kebutuhan yang layak untuk dipenuhi dengan mengajukan pinjaman online, sebagai contoh untuk keperluan produktif saja.
Berutang untuk kebutuhan produktif akan mengecilkan risiko jeratan utang karena nilai aset akan meningkat di kemudian hari. Contoh paling konkrit adalah mengajukan pinjaman online sebagai tambahan modal usaha. Dengan begitu, keuntungan yang didapat dari bisnis tersebut dapat digunakan untuk membayar cicilan pinjaman online, sekaligus memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Pahami Dulu Kondisi Keuangan sebelum Ajukan Pinjaman
Walaupun sudah menentukan tujuan mengajukan pinjaman online adalah untuk kebutuhan produktif, Anda tetap harus mengetahui kemampuan keuangan Anda. Jangan sampai sudah terlanjur mengajukan utang sejumlah tertentu, ternyata cicilannya terlalu besar dan tidak mampu untuk dilunasi.
Baca Juga: 5 Tips Cara Pengajuan Pinjaman Online Tepercaya
Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, pastikan bahwa seluruh cicilan utang yang dimiliki tidak lebih dari 30% dari total penghasilan bulanan. Rasio tersebut merupakan anjuran yang seringkali disampaikan oleh ahli keuangan agar seseorang memiliki kondisi keuangan yang baik.
Misalnya, jika Anda sedang memiliki cicilan tanpa kartu kredit lain yang sedang berjalan, hitung dan pertimbangkan lagi apakah masih ingin mengajukan pinjaman online atau tidak.
Tentunya, saat beban utang telah lebih dari 30%, Anda perlu melunasi cicilan yang ada terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman online lainnya. Setidaknya, dengan melakukan hal tersebut, kondisi keuangan Anda akan lebih siap dan lancar untuk melunasi angsuran utang.
3. Pilih Layanan dengan Bunga Kompetitif dan Variasi Tenor Panjang
Suku bunga dan tenor cicilan memiliki peran krusial dalam mengajukan pinjaman online. Dengan bunga yang rendah dan tenor yang panjang, tentu cicilan pinjaman yang harus dibayarkan akan menjadi semakin terjangkau. Sebaliknya, bunga tinggi dan tenor pendek akan membuat beban tagihan jauh lebih tinggi.
Namun, tidak perlu khawatir, asal menggunakan layanan yang legal dan berizin, Anda tidak akan terjebak pada pinjaman online dengan bunga selangit dan tenor tidak variatif. Cara yang paling mudah untuk bisa mengetahui bahwa layanan pinjaman online bukan abal-abal adalah dengan memastikan status usahanya di situs resmi OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.
4. Atur Arus Keuangan dan Belajar Berhemat
Tips bijak selanjutnya adalah mengatur arus keuangan dan membiasakan hidup hemat. Tips ini penting untuk dilakukan dengan catatan Anda menjadi lebih melek dengan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini. Bedakan pula sikap berhemat dan menjadi pelit, baik bagi diri Anda sendiri maupun orang sekitar.