“Selain itu, Sheltered Workshop Peduli (SWP) telah mengembangan produksi Batik Ciprat dan produk turunannya di 30 titik pada 23 Kabupaten. Secara keseluruhan SKA Balai Besar Disabilitasi Kartini Temanggung telah berhasil memberdayakan 580 orang penyandang disabilitas,” kata Harry.
Dengan SKA, kata Harry, jika sebelumnya mereka kesulitan untuk melakukan pemasaran, maka kini SKA menjadi wadah menyediakan galeri, melakukan promosi dan pemasaran.
“Sentra Kreasi Atensi yang telah dijalankan memberikan manfaat yang nyata,” Harry menambahkan.
Sebagai contoh, sebelumnya para penyandang disabilitas yang sudah mendapatkan pelatihan barista, tetap kesulitan untuk bekerja.
“Dengan adanya Cafe Kartini, mereka bisa langsung bekerja, menghasilkan uang dan pengalaman yang bisa mereka gunakan sebagai bekal hidup secara mandiri,” katanya.
Selain membangun SKA dan rusunawa, Kemensos juga telah melakukan pemenuhan hak dasar warga marjinal/telantar melalui perekaman data kependudukan (pembuatan KTP) bagi para eks pemulung dan tuna wisma sejumlah 65 orang bekerja sama dengan Ditjen Administrasi Kependudukan, Kementerian Dalam Negeri.
Kemensos juga menyalurkan tenaga siap kerja yang merupakan eks pemulung dan tuna wisma melalui beberapa tahap yaitu:
Tahap 1 penyaluran sebanyak 5 Orang di Grand Kamala Lagoon Bekasi;
Tahap 2 sebanyak 15 orang di PT Waskita Karya Tbk;
Tahap 3 sebanyak 42 orang (26 orang ke PT. Waskita Karya, 5 orang ke PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, 9 orang ke PT Otsindo Prima Raya dan 1 orang ke PT Kamadjaja Logistics)
Kemensos juga membantu membuatkan buku rekening dan kartu ATM Atensi untuk 7 orang eks pemulung dan tuna wisma dan dalam proses pembuatan rekening sebanyak 53 orang.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq, anggota Komisi VIII DPR, anggota DPD RI, pejabat Eselon 1 dan 2 di lingkungan Kemensos.
Baca Juga: Lantik PNKT dan MPKT, Kemensos Dukung Peran Karang Taruna