"Jadi kronologisnya masyarakat naik menuju lokasi itu pada 23 (September) itu masyarakat dan BPD mengundang saya untuk mengadakan rapat tanggal 23 September. Dalam keputusan rapat itu masyarakat akan menduduki lokasi perkebunan Bolingongot yang ada di sekitaran BDL kemudian masyarakat langsung membuat tapal batas di sana, itu hasil kesimpulan rapat pada tanggal 23 September," jelas Tommy.
Namun menurutnya, ketika masyarakat selesai melakukan pematokan batas wilayah perkebunan Bolingongot dengan perkebunan Mapait tersebut, tiba-tiba penjaga BDL langsung menyerang masyarakat hingga menyebabkan satu orang tewas.
"Ketika selesai masyarakat memasang patok, kemudian setelah memasang patok tiba-tiba preman penjagaan BDL ini langsung menyerang masyarakat," ujar Tommy.
"Yang meninggal penyebabnya kena tembakan senjata angin diduga senjata angin yang kaliber besar. Yang meninggal bernama Armanto Damopolii umur 41 tahun," sambungnya.
Pengamat sosial dan hukum nasional Rudi S Kamri membuat materi khusus yang menampilkan wawancara dirinya dengan tokoh LSM Sulut Jefri Massie yang ditayangkan di chanel youtubenya 'Kanal Anak Bangsa' yang viral itu.
Dalam wawancaranya dengan Jefri itu, ia menyatakan tuntutannya agar aparat kepolisian setempat dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nana Sudjana segera menyelesaikan kasus tersebut. Polda Sulut juga diminta menindak tegas oknum aparat yang diduga membiarkan Yance Tanesia dan Jimmy Inkiriwang selaku penguasa BDL melakukan aktivitas penambangan ilegal, padahal kedua orang itu sedang menyandang status tersangka.
"Dan sekarang saatnya Pak Nana (Kapolda Sulut, red) membuktikan komitmennya untuk memberantas didalamnya sendiri kalau terjadi kerjasama jahat antara oknum-oknum kepolisian setempat dengan pengusaha hitam. Dan yang membuat saya miris, ini pengusaha dua ini yaitu YT dan JI ini konon sudah dijadikan tersangka kenapa tetap dibiarkan," terang Rudi.