“Nilai kontribusi itu jauh lebih besar dari kontribusi ekspor manufaktur pada periode pemerintahan sebelumnya (tahun 2000-2014) yang hanya menyentuh angka di bawah 70% dari total ekspor nasional,” sebut Agus.
Bahkan, kontribusi ekspor sektor industri manufaktur pada tahun pertama (2020) di masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami kenaikan menjadi USD 131,1 miliar, meskipun di tengah himpitan pandemi Covid-19.
Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3 persen ekspor nasional tahun 2020 dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar USD 21,7 miliar.
Surplus neraca perdagangan pun terus berlanjut hingga bulan September 2021 sebesar USD 4,37 miliar, yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak bulan Mei 2020.
Pada periode Januari-Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai USD 115,13 miliar.
“Capaian sektor industri manufaktur di bidang investasi dan ekspor mengiringi kontribusi sektor industri manufaktur terhadap penerimaan negara dan kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional yang terus meningkat dan merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya,” ujarnya.