Sementara pada faktanya, masih banyak sumber daya manusia (SDM) dalam lembaga pemerintahan dan kementerian ini yang masih belum terbiasa akan perubahan yang diciptakan dari transformasi digital tersebut.
Melihat adanya kesenjangan tersebut, Toerangga Putra, President Director PT Adhouse Clarion Events (PT ACE), menyatakan bahwa PT ACE melalui Digital Transformation Indonesia Conference & Expo (DTI-CX) siap membantu sektor pemerintahan maupun swasta untuk tidak hanya sukses bertransformasi bisnis dan data, tetapi juga sukses dalam bertransformasi Sumber Daya Manusia (SDM).
“DTI-CX menyediakan pameran, konferensi, dan seminar mengenai solusi teknologi yang dapat mendukung perjalanan transformasi digital Anda. Selain itu, tersedia pula ruang networking antara pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan teknologi sehingga komunikasi yang terjalin sifatnya dua arah. Perihal tantangan, peluang, dan solusi mengenai transformasi digital dapat ditemukan di sana,” jelas Toerangga.
Toerangga juga menjelaskan bahwa DTI-CX tidak hanya akan menghadirkan perusahaan-perusahaan solusi teknologi di bidang cloud & data management, enterprise solutions, cyber-security, system integrators, atau Artificial Intelligence (AI) saja, tetapi juga solusi teknologi di bidang talent & training.
“Belum banyak organisasi yang mau berinvestasi pada SDM dalam perjalanan transformasi digital mereka. Padahal, transformasi digital tidak akan berjalan efektif dan efisien jika perspektif manusianya belum berubah. Itu sebabnya kami juga hadirkan perusahaan solusi teknologi di bidang talent & training,” lanjut Toerangga.
DTI-CX menargetkan lebih dari 3,000 peserta konferensi, seminar dan pengunjung pameran akan hadir pada acara ini.
Dari segi yang lebih teknis, terdapat tantangan dalam hal proses integrasi data. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kolaborasi, infrastruktur dan teknologi yang memadai, serta inovasi yang berkelanjutan. Terdapat pula kebutuhan berupa API management serta aplikasi untuk menjaga keamanan data.
AWS menyambut baik kebutuhan tersebut karena saat ini syarat keamanan data center AWS di Indonesia sudah mengikuti Surat Edaran Kominfo No. 3 Tahun 2021. Mohammad Ghozie Indra Dalel, Country Manager AWS Indonesia, menjelaskan bahwa AWS juga telah melakukan beberapa audiensi dengan BSSN terkait security.
“Kita sudah mempunyai data center yang ready dipergunakan, cloud computing yang reliable, scalable (dibutuhkan secara on demand). Termasuk juga service dari sisi machine learning, AI, big data, IOT dan lainnya,” jelas Ghozie.
Dalam penutupan government roundtable ini, Sarwoto berpesan kepada lembaga pemerintahan dan kementerian yang hadir untuk terus mencari role model yang efektif mengenai sistem aplikasi dan infrastruktur.
“Kami akan terus mencari dan menyimpulkan kira-kira apa yang bisa kita berikan masukkan agar SPBE sesuai dengan tujuannya,” tutup Sarwoto.