"Soal bagaimana bisa menekan subsidi (energi) dari Rp502 triliun ke Rp300 triliun, memang tidak ada cara lain yang sedang dipikirkan pemerintah, tapi ini juga belum menjadi penugasan kepada kami," kata dia
Mantan Bos Klub Inter Milan ini mengakui, penentuan kenaikkan harga BBM bersubsidi sangat dilematis. Di satu sisi, APBN sangat berat menopang untuk membiayai subsidi energi, tapi perekonomian masyarakat belum terlalu pulih.
"Nah proses-proses ini memang kita perlu waktu karena memang kita kemarin kebijakannya cukup dilema, tetapi kita yakini program-program dari penekanan BBM ini bisa terjadi," kata Erick.