Suara.com - PT Bank Jago Tbk mengukir kinerja gemilang pada kuartal III - 2022. Bank dengan kode emiten ARTO ini membukukan laba bersih (net profit after tax/NPAT) Rp41 miliar pada akhir September 2022, alias melonjak 224% dari rugi bersih Rp33 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian ini membalikkan pesimisme banyak pihak terkait prospek bisnis bank digital. Di tengah kenaikan suku bunga acuan dan risiko perlambatan ekonomi akibat inflasi tinggi, Bank Jago masih mampu membukukan kenaikan pendapatan bunga double digit, yang menjadi pendorong laba bersih. Lonjakan pendapatan ini tentu sejalan dengan laju pertumbuhan kredit dan kemampuan perusahaan mengelola biaya dana.
Selama kuartal III-2022, Bank Jago membukukan pendapatan bunga (interest income) sebesar Rp379 miliar. Pencapaian ini lebih tinggi dari kuartal I dan II yang masing masing sebesar Rp347 miliar dan Rp358 miliar.
Jika diakumulasi, maka total pendapatan bunga Bank Jago selama sembilan pertama 2022 mencapai Rp1,08 triliun, melonjak 205% dari periode yang sama tahun lalu. Pencapain selama tiga kuartal ini telah melampaui pendapatan bunga sepanjang tahun 2021 senilai Rp652 miliar.
Di saat pendapatan bunga melonjak 205%, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga (interest expenses) yang hanya meningkat 166% menjadi Rp101 miliar. Walhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income) tercatat naik 210% menjadi Rp984 miliar.
“Kemampuan memperbesar porsi dana murah menempatkan Bank Jago sebagai salah satu bank yang siap menghadapi risiko kenaikan suku bunga acuan. Struktur pendaaan membuat Jago menjadi lebih kompetitif,” kata Andrey Wijaya, Analis RHB Sekuritas.
Pendapatan bunga sejalan dengan kenaikan penyaluran kredit yang tumbuh kencang. Hingga akhir September 2022, Bank Jago membukukan kredit senilai Rp8,16 triliun, melonjak 119% dari periode akhir September 2021 senilai Rp3,73 triliun.
Saking kencangnya, rasio intermediasi yang tercermin pada loan to deposit ratio (LDR) berada di level 112%. Artinya, jumlah kredit yang disalurkan jauh lebih besar dari dana pihak ketiga yang dikumpulkan.
Sebagai catatan, Bank Jago menyalurkan kredit Rp8,16 triliun per akhir kuartal III-2022, sedangkan total dana pihak ketiga mencapai Rp7,28 triliun pada kurun waktu yang sama. Terdiri dari current account saving account (CASA) atau dana murah sebesar Rp5,14 triliun dan term deposit (deposito) atau dana mahal senilai Rp2,14 triliun.
Baca Juga: Berikut Daftar Saham Emiten Bank Digital yang Anjlok, dan Layak Koleksi
Meski jumlah kredit lebih tinggi dari deposito, bukan berarti Bank Jago mengalami pengetatan likuiditas. Bank Jago masih punya celengan dari hasil penerbitan saham baru (rights issue). Maka itu, ekuitas bank ini mencapai Rp8,28 triliun per akhir September 2022.