Digitalisasi Mengubah Peta Persaingan di Sektor Keuangan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 26 Januari 2023 | 07:34 WIB
Digitalisasi Mengubah Peta Persaingan di Sektor Keuangan
Webinar Infobank bertajuk ‘A New Competitive Landscape in the Banking and Financial Sector’.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemajuan teknologi digital yang pesat dalam dasawarsa ini telah mengubah perilaku manusia di dalam berbagai aspek kehidupan. Begitu pun di sektor jasa keuangan, beragam model bisnis dan mekanisme kerja baru bermunculan, mulai dari financial technology (fintech), bigtech, bank digital, hingga aset digital seperti kripto.

Kehadiran model bisnis baru ini mendorong persaingan makin ketat. Bank konvensional yang harusnya hanya berhadapan dengan bank digital, kini bank juga harus bersaing dengan fintech ataupun bigtech. Tentu hal ini akan membentuk ekosistem baru di sektor jasa keuangan, serta akan mengubah peta persaingan dan landskap industri jasa keuangan di masa depan.

Teknologi digital mampu membuat entitas bisnis makin efektif dan efisien dalam bisnis dan operasionalnya, serta memberikan manfaat kenyamanan, kecepatan, dan kemudahan transaksi dan pelayanan bagi konsumen. Namun demikian, kemajuan yang pesat juga diiringi oleh maraknya kejahatan siber (cyber crime) yang makin canggih.

Digitalisasi memang tengah berkembang dengan pesat, tak terkecuali di industri perbankan. Bahkan, pandemi turut andil dalam mempercepat penerapan hal tersebut. Bank-bank terus bersaing dalam meningkatkan layanan demi memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berubah.

Meski begitu, menurut Direktur Digital dan Teknologi Informasi Bank BRI, Arga M Nugraha, hal ini perlu disikapi dengan hati-hati. Karena terdapat maturitas yang berbeda dari setiap lapisan masyarakat, misalnya antara perkotaan dan pedesaan. Ada yang sudah terliterasi dengan baik sehingga lebih mudah didorong untuk beralih ke digital, namun juga ada yang belum terliterasi.

“Sebagai bank akan berupaya untuk membangun layanan digital yang lebih baik dan sesuai dengan variasi dari para nasabah. Kami percaya dengan besarnya serta tersebarnya secara geografis nasabah kami, sehingga kami tetap mengedepankan pendekatan yang kami sebut hybrid bank,” ujarnya dalam Webinar Infobank yang bertajuk ‘A New Competitive Landscape in the Banking and Financial Sector’.

Dengan pendekatan ini, dirinya meyakini perubahan-perubahan ke arah digital telah terjadi pada nasabah bank BRI. Hal ini terbukti dari data yang dimilikinya, bahwa sekitar 98,41% transaksi nasabah BRI dilakukan di channel digital, sementara sisanya atau sekitar 1,59% masih dilakukan secara konvensional misalnya melalui kantor cabang, dan sebagainya.

Arga mengatakan, ada tiga fokus yang dilakukan BRI dalam menerapkan digitalisasi, yakni sustainability, governance, dan interest of our customers.

“Fokus yang sama pada tiga hal ini juga harus dimiliki oleh para pelaku di bidang ini,” terangnya.

Baca Juga: Ingin Tahu Tren Digital Pada Media Lokal di 2023? Suara.com Dan IMS Gelar Local Media Outlook Besok

Sementara itu, Komisaris Independen Bank Raya sekaligus Co-Founder Sayurbox Rama Notowidigdo membeberkan tantangan bagi digital banking yaitu bagaimana membangun ekosistem dalam pengembangan bisnis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI