Keuangan WIKA Bikin Sulit Negara, Kembali Diusulkan Suntik PMN Rp8 Triliun

Erick menjelaskan bahwa PMN tunai sebesar Rp33 triliun yang telah diajukan sebelumnya akan dialokasikan untuk 7 BUMN.

M Nurhadi
Selasa, 06 Juni 2023 | 10:30 WIB
Keuangan WIKA Bikin Sulit Negara, Kembali Diusulkan Suntik PMN Rp8 Triliun
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Dok: WIKA)

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Komisi VI DPR RI agar 8 BUMN memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam bentuk tunai sebesar total Rp57,96 triliun dan PMN non tunai sebesar Rp673,36 miliar pada tahun 2024.

"Erick Thohir menyampaikan bahwa Menteri Keuangan tetap, dan pada rapat sebelumnya sudah disetujui untuk menjadi masukan dalam PMN 2024. Oleh karena itu, terjadi perubahan pada PMN 2024 yang semula Rp33 triliun menjadi Rp57 triliun," kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta pada hari Senin.

Erick menjelaskan bahwa PMN tunai sebesar Rp33 triliun yang telah diajukan sebelumnya akan dialokasikan untuk 7 BUMN.

Salah satunya yakni BUMN Wijaya Karya dengan dana sebesar Rp8 triliun untuk menyehatkan struktur pemodalannya.

Baca Juga:Tercium Bau Tak Sedap di Laporan Keuangan Waskita Karya dan Wijaya Karya

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan bahwa Penyertaan Modal Negara (PMN) diberikan dengan tujuan untuk memperkuat modal dan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.

Tiko, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa saat ini WIKA menghadapi kendala keuangan, bahkan perusahaan tersebut mengalami standstill atau penundaan sementara pembayaran kewajiban finansial.

"Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada hari Senin (5/6/2023), Tiko mengatakan bahwa WIKA sedang mengalami kesulitan keuangan dan menghadapi standstill," ujar Tiko.

Selain WIKA, PLN juga akan menerima PMN sebesar Rp10 triliun untuk mencapai target rasio elektrifikasi.

Selanjutnya, Hutama Karya akan mendapatkan Rp10 triliun untuk pendanaan masa operasional, Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebesar Rp4 triliun untuk pembelian 3 kapal penumpang untuk rute perintis.

Baca Juga:BUMN Karya Lagi Berdarah-darah, Wijaya Karya Susul Waskita Tunda Bayar Utang

Selain itu, IFG dan INKA masing-masing akan mendapatkan alokasi sebesar Rp3 triliun. IFG akan menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kapasitas penjaminan KUR, sementara INKA akan meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

BISNIS

TERKINI