AS Makin Dekat Tinggalkan NATO, Perang Rusia-Ukraina Makin Panas?

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 03 Maret 2025 | 10:12 WIB
AS Makin Dekat Tinggalkan NATO, Perang Rusia-Ukraina Makin Panas?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat terlibat cekcok dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval. (tangkapan layar/x)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elon Musk, miliarder ternama Amerika Serikat sekaligus salah satu penyandang dana utama untuk kampanye pemilihan Presiden Donald Trump pada 2024, menyatakan dukungannya terhadap gagasan agar pemerintah AS menarik diri dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya wacana di kalangan Partai Republik yang mengusulkan agar AS mengurangi atau bahkan menghentikan keterlibatannya dalam organisasi internasional tersebut. Selain itu, pertemuan Trump dan Presiden Ukraina juga semakin memperuncing situasi.

Pada akhir Februari, Partai Republik di Senat AS mengajukan rancangan undang-undang yang mengusulkan penarikan penuh AS dari PBB. Rancangan tersebut mencakup penghentian seluruh pendanaan AS untuk organisasi tersebut serta larangan keterlibatan AS dalam misi penjaga perdamaian PBB.

Selanjutnya, pada 1 Maret, Senator Partai Republik Mike Lee melalui platform X (sebelumnya Twitter) menyerukan agar Washington juga menarik diri dari NATO. Elon Musk merespons seruan tersebut dengan menyatakan, "Saya sepakat," menanggapi unggahan komentator politik AS, Gunther Eagleman, yang berpendapat bahwa sudah waktunya bagi AS untuk "meninggalkan NATO dan PBB."

Potensi Jika AS Keluar dari NATO

Jika AS memutuskan untuk keluar dari NATO, langkah ini akan memiliki implikasi besar baik bagi AS sendiri maupun bagi stabilitas keamanan global. Berikut beberapa potensi yang mungkin terjadi:

1. Perubahan Dinamika Kekuatan Global
AS selama ini menjadi tulang punggung utama NATO, menyumbang sekitar 70% dari total anggaran pertahanan aliansi tersebut. Jika AS menarik diri, NATO akan kehilangan kekuatan militer dan finansial yang signifikan. Hal ini dapat menggeser keseimbangan kekuatan global, dengan negara-negara seperti Rusia atau Tiongkok mungkin memanfaatkan situasi ini untuk memperluas pengaruh mereka di Eropa Timur, Timur Tengah, atau wilayah strategis lainnya.

2. Ketidakstabilan di Eropa
Tanpa dukungan AS, negara-negara Eropa mungkin kesulitan mempertahankan kemampuan pertahanan mereka, terutama dalam menghadapi ancaman dari Rusia. Meskipun beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Prancis memiliki kekuatan militer yang cukup, mereka mungkin tidak mampu menggantikan peran AS sepenuhnya. Hal ini dapat memicu ketidakstabilan di kawasan Eropa, terutama di wilayah-wilayah yang rentan seperti negara-negara Baltik atau Ukraina.

3. Peningkatan Ketegangan Internasional
Keluarnya AS dari NATO dapat diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa AS sedang menarik diri dari peran globalnya. Hal ini dapat memicu ketidakpastian di antara sekutu-sekutu AS lainnya, seperti Jepang, Korea Selatan, atau Australia, yang selama ini mengandalkan AS sebagai mitra keamanan utama. Selain itu, negara-negara seperti Rusia mungkin melihat langkah ini sebagai peluang untuk meningkatkan agresivitas mereka di wilayah-wilayah sengketa.

Baca Juga: Penasihat Trump Sebut AS Butuh Pemimpin Ukraina yang Siap Berdamai dengan Rusia

4. Dampak Ekonomi dan Keamanan AS
Meskipun AS dapat menghemat anggaran pertahanan dengan keluar dari NATO, langkah ini juga dapat menimbulkan risiko keamanan bagi AS sendiri. Tanpa aliansi yang kuat, AS mungkin harus menghadapi ancaman keamanan secara mandiri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan biaya pertahanan dalam jangka panjang. Selain itu, hubungan ekonomi AS dengan Eropa, yang selama ini terjalin erat, juga dapat terganggu jika kepercayaan politik dan keamanan antara kedua pihak melemah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI