IHSG Betah Berada di Zona Hijau Hingga Akhir Perdagangan Kamis

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 17 April 2025 | 16:23 WIB
IHSG Betah Berada di Zona Hijau Hingga Akhir Perdagangan Kamis
Pekerja beraktivitas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (30/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (17/4/2025).

Mengutip data RTI Business, IHSG betah zona hijau dengan naik 38,121 poin atau naik 0,60 persen menuju ke level 6.438.

Pada perdagangan hari ini, sebanyak 15,71 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp9,6 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,15 juta kali.

Dalam perdagangan di waktu itu, sebanyak 324 saham bergerak naik, sedangkan 267 saham mengalami penurunan, dan 214 saham tidak mengalami pergerakan.

Di perdagangan hari ini, beberapa saham yang mengalami kenaikan sebagai penggerak IHSG diantaranya, CENT, NASI, HOKI, MDKA, DGNS, PNLF, PICO, IPCC.

Sementara, saham-saham yang alami jeblok pada perdagangan hari ini diantaranya, DOSS, BOAT, BEER, DWGL, NINE, JIHD, ROTI, MARK, NAIK, VKTR, MINA, serta KJEN.

Lanjutkan Penguatan Sesi I

Pada sesi pertama perdagangan hari Kamis, 17/4/2025, IHSG mengalami kenaikan sebesar 3  poin atau 0,05 persen ke level 6.403. Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengemukakan, bursa regional Asia menguat, pasar merespon sedang  berlansung proses negosiasi Amerika Serikat (AS) dengan Jepang. Di mana Pejabat Tokyo berada di Washington untuk mendorong penghapusan penuh tarif Presiden Trump.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan ada kemajuan besar dalam pembicataan untuk mencapai kesepakatam bagi Jepang guna menghindari tarif yang lebih tinggi.

Baca Juga: IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!

Sementara itu, di saat ketegangan meningkat pasar mempunyai secercah harapan dimana menunjukkan bahwa China tetap terbuka untuk pembicaraan perdagangan, asalkan AS menghentikan taktik agresifnya dan Washington menyatakan Trump terbuka untuk kesepakatan.

Laporan menunjukkan bahwa China sedang mencari langkah-langkah khusus dari Presiden Trump sebelum menyetujui pembicaraan perdagangan. Menyusul laporan bahwa Tiongkok terbuka untuk terlibat dalam negosiasi perdagangan dengan AS dengan prasyarat tertentu.

Di samping itu, dari dalam negeri, indeks  IHSG dibayangi aksi profit taking jelang libur memperingati Good Friday. Sementara katalis positif dimana  Bank Indonesia mencatatkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2025 tercatat sebesar 218,5 atau secara tahunan tumbuh 2,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 0,5 persen (yoy).

Hal ini menunjukan kenaikan indeks ritel di dukung daya beli rumah tangga seiring  permintaan konsumen  dan juga  yang di topang jelang memasuki bulan Ramadan. Bank Indonesia juga menyampaikan bahwa Struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Hal ini tecermin dari penurunan rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 30,2 persen pada Februari 2025, dari 30,3 persenpada Januari 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 84,7 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Tak Sesuai Proyeksi

IHSG diprediksi akan mengalami hambatan dan terperangkap di zona merah pada perdagangan Kamis (17/4/2025).

IHSG kemarin ditutup turun 0.65 persen, dan kembali disertai aksi jual asing Rp 365 Miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBNI, BMRI, ADRO, BBRI, dan BBCA.

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan,IHSG hari ini berpotensi kembali terkoreksi seiring the Fed mengisyaratkan hold rate lebih lama.

"Di mana level support IHSG dengan rentang 6.200 - 6.300, sedangkan level resistance IHSG dengan rentang 6.450-6.500," ujar Fanny dalam risetnya di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Adapun, Dia menuturkan, Indeks-indeks utama Wall Street melemah pada perdagangan Rabu (16/4). Hal tersebut didorong oleh kekhawatiran investor terhadap prospek sektor teknologi dan dampak kebijakan tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Kemudian pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell mengenai risiko ekonomi AS akibat tarif tersebut. Dow Jones Industrial Average turun 1,73 persen S&P 500 turun 2,24 persen dan Nasdaq Composite turun signifikan sebesar 3,07 persen.

Tekanan jual semakin dalam setelah saham Nvidia melemah 6,9 persen, setelah perusahaan mengumumkan akan mencatat beban kuartalan sebesar USD5,5 miliar terkait larangan ekspor chip H20 ke China dan negara lain. Pemerintah AS mewajibkan lisensi khusus untuk pengiriman chip tersebut dari AS ke China.

"Selain itu, saham Nvidia setelah laporan The New York Times menyebutkan bahwa pemerintahan Trump sedang mengambil langkah untuk menindak startup China DeepSeek, salah satu mitra Nvidia. Kemudian, saham AMD anjlok 7,4 persen, dan Micron Technology melemah 2,4 persen. Saham ASML mengecewakan, saham turun 7 persen," kata Fanny.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI