Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar pembatalan investasi dari konsorsium LG ini. Reaksi dan langkah selanjutnya dari pemerintah akan menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu ke depan. Analis industri memperkirakan bahwa pemerintah perlu segera melakukan komunikasi intensif dengan pihak LG untuk memahami secara utuh alasan di balik keputusan ini, serta mencari solusi terbaik untuk memitigasi dampak negatifnya terhadap rencana pengembangan industri EV nasional.
Selain itu, pemerintah juga perlu mengevaluasi kembali strategi investasi di sektor baterai EV dan memastikan bahwa iklim investasi di Indonesia tetap menarik bagi investor global lainnya. Kepastian regulasi, insentif yang kompetitif, dan dukungan infrastruktur yang memadai akan menjadi kunci untuk menjaga momentum pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Batalnya investasi senilai Rp130 triliun dari konsorsium LG ini menjadi pengingat bahwa dinamika industri EV global sangat cepat berubah dan persaingan antar negara dalam menarik investasi di sektor ini semakin ketat. Indonesia perlu berbenah dan mengambil langkah strategis untuk memastikan bahwa potensi besar yang dimiliki dalam sumber daya alam dapat dioptimalkan untuk membangun industri baterai EV yang kuat dan berkelanjutan. Masa depan ekosistem EV Indonesia kini berada di persimpangan jalan, dan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam waktu dekat akan sangat menentukan arahnya.