Suara.com - Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia akan terus melaju kencang naik. Dia melihat, kekinian, harga emas dunia dibanderol sebesar USD3.384 per troy ounce.
Menurut Ibrahim, kenaikan besar-besaran harga emas dunia itu karena, pernyataan Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang menyebut bahwa ekonomi Amerika Serikat akan melambat.
Pernyataan Powell dinyatakan ketika menghadiri Economist Club of Chicago. Powell juga bilang, kemungkinan dampak tarif yang dikenakan pada impor Amerika Serikat terhadap negara-negara mitra bisnisnya.
Ibrahim menyebut, pernyataan Powell Ini sesuai dengan jajak pendapat yang dilakukan tanggal 17 April bahwa investor percaya kebijakan tarif yang memicu perlambatan signifikan dalam ekonomi di Amerika Serikat. Lemungkinan besar rata-rata resesi dalam 12 bulan ke depan itu mendekati 50 persen.
"Artinya hampir semua pengamat di Amerika mengatakan bahwa resesi di tahun 2025 itu adalah 50 persen kemungkinan akan terjadi," ujarnya dalam pernyatannya, Senin (21/4/2025).
Selain itu, sambung Ibrahim,perundingan Iran juga jadi pendorongan harga emas terus meroket. Apalagi, AS juga menjatuhkan sanksi ke Iran dengan menyetop ekspor minyak ke China.
Akan tetapi, Iran tetap membandel dengan tetap melakukan ekspor besar-besaran ke China lewat pasar gelap.
Namun perundingan pada Sabtu kemarin, Amerika dengan Iran mendapatkan satu kemajuan.Kemajuannya di mana kemungkinan adakah ada kesepakatan nuklir yang potensial. Ini diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Iran. Setelah perundingan tersebut digambarkan bahwa kemungkinan akan ada kemajuan-kemajuan.
"Kemajuan seperti apa? Kita belum tahu. Karena masih akan ada pertemuan berikutnya untuk membahas tentang reaktor nuklir," beber dia.
Baca Juga: Fenomena Borong Emas Berlanjut, FOMO Atau Rasional?
Kemudian, Ibrahim menyebut, perang Israel dengan Palestina juga terus memanas, meskipun Israel dipaksa untuk melakukan perundingan dan Hamas pun juga siap untuk melakukan perundingan