Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Hari Senin (21/4/2025) untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp1.980.000 per gram.
Harga emas Antam itu terus meroket Rp15.000 dibandingkan hari Minggu (20/4/2025) sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp1.829.000 per gram.
Harga buyback itu juga ikut lompat tinggi Rp15.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Minggu kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp1.040.000
- Emas 1 Gram Rp1.980.000
- Emas 2 gram Rp3.900.000
- Emas 3 gram Rp5.825.000
- Emas 5 gram Rp9.675.000
- Emas 10 gram Rp19.295.000
- Emas 25 gram Rp48.112.000
- Emas 50 gram Rp96.145.000
- Emas 100 gram Rp192.212.000
- Emas 250 gram Rp480.265.000
- Emas 500 gram Rp960.320.000
- Emas 1.000 gram Rp1.920.600.000
Harga Emas Dunia Pecah Rekor
Harga emas dunia melonjak tajam dan menyentuh rekor tertinggi baru mendekati level USD3.375 per troy ounce pada sesi awal perdagangan Asia hari Senin.
Seperti dilansir FXStreet, lonjakan ini terjadi setelah sebelumnya terjadi aksi ambil untung menjelang libur panjang akhir pekan, namun ketidakpastian global kembali mengangkat pamor logam mulia tersebut sebagai aset safe haven utama.
Kenaikan tajam harga emas ini mencerminkan sentimen pasar yang semakin berhati-hati terhadap arah kebijakan ekonomi dan geopolitik global, terutama menyangkut ketidakpastian yang masih melingkupi kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, serta meningkatnya ketegangan di berbagai kawasan dunia.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rp 2 Juta Per Gram, Bos Pegadaian Buka-bukaan Dampaknya ke Bisnis
Dalam kondisi pasar yang penuh gejolak, para investor global terus mengalihkan dana mereka ke emas, menghindari risiko yang mungkin timbul dari fluktuasi nilai tukar, inflasi, serta ketidakstabilan ekonomi. Sejak awal Januari, harga emas telah melonjak lebih dari 25 persen, sebuah lonjakan tajam yang mencerminkan perubahan besar dalam strategi investasi global.
"Alasan untuk menambah alokasi emas menjadi lebih menarik dari sebelumnya dalam lingkungan ketidakpastian tarif yang meningkat, pertumbuhan yang lebih lemah, inflasi yang lebih tinggi, risiko geopolitik, serta kebutuhan untuk diversifikasi dari aset-aset AS dan dolar AS," ujar analis dari UBS, salah satu bank investasi global terkemuka.
Tidak hanya investor institusional, bank sentral dunia juga mulai meningkatkan kepemilikan emas mereka sebagai langkah protektif. China, sebagai konsumen emas terbesar di dunia, telah menambah cadangan emasnya selama lima bulan berturut-turut.
Langkah ini dinilai sebagai respons strategis terhadap ketegangan perdagangan global yang terus meningkat serta kekhawatiran terhadap stabilitas nilai tukar mata uang utama dunia.
Aksi beli emas oleh bank sentral, termasuk oleh People's Bank of China, memperkuat permintaan global dan semakin mendongkrak harga logam mulia ini.
Meski dorongan harga emas begitu kuat, ada tekanan dari arah sebaliknya yang bisa membatasi reli emas, yakni sinyal hawkish dari Federal Reserve. Ketua The Fed, Jerome Powell, menunjukkan sikap agresif dalam pidatonya minggu lalu, yang memperkecil kemungkinan adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat, khususnya pada pertemuan bulan Juni mendatang.